Impor Gula Konsumsi 200.000 Ton Jadi Nggak Sih?

Impor Gula Konsumsi 200.000 Ton Jadi Nggak Sih?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Harga gula pasir konsumsi atau gula kristal putih (GKP) masih terus melambung. Untuk menormalisasikan harga, Perum Bulog mengusulkan buka keran impor.

Per kemarin harga gula berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) mencapai Rp 14.600 per kilogram (kg). Lalu, berdasarkan data Info Pangan Jakarta, harga gula per hari ini Rp 13.680/kg.

Sementara, harga acuan gula di tingkat konsumen yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020 yakni Rp 12.500/kg.

Untuk mengantisipasi harga semakin melonjak, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi mengusulkan agar pemerintah segera mengimpor GKP.

"Banyak pihak yang minta kalau Bulog harus punya stok (gula). Kita sampaikan itu ke rapat koordinasi (rakor) bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," ungkap Tri di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Usulan itu dilontarkan, mengingat panen tebu untuk kebutuhan produksi gula dalam negeri akan jatuh setelah Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan, di bulan Ramadan dan Idul Fitri dapat dipastikan kebutuhan gula konsumsi akan melonjak drastis.

"Ya panen kan setelah lebaran, panen tebu. Jadi kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula," kata Tri.

Ia mengusulkan agar volume GKP yang diimpor sekitar 200.000 ton. Namun, ia belum mengetahui negara asal impornya dari mana karena usulan ini belum disetujui oleh pemerintah.

"Tergantung, kita kita suplai dari mana," ujar Tri.

Lalu apakah Kementerian Perdagangan setuju?

Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mentatakan, pemerintah tidak main-main soal membuka keran impor. Usulan itu akan dibahas terlebih dahulu dengan pemangku kepentingan lain melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas).

"Semua itu kan berdasarkan rakortas, jadi sesuai rakortas ya kita keluarkan. Tidak serta merta kita main keluarkan. Karena harus ada koordinasi dengan kementerian lain," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Agus menekankan, keputusan impor ditentukan melalui rakortas agar ada pertimbangan. Dengan begitu keputusan impor GKP bisa tepat sasaran.

Dia khawatir jika terlalu mudah membuka keran impor akan merusak harga. Lalu yang akan dirugikan petani gula dalam negeri.

"Jangan sampai merusak petani kita, harganya jangan terlalu murah tidak boleh, terlalu mahal ya apa lagi terlalu mahal," tuturnya.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga gula konsumsi yang terus melambung, pemerintah sudah mulai mengeluarkan stok untuk melakukan operasi pasar.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita