MUI: Mahfud MD Suka Keseleo Lidah, Perlu Banyak Doa Agar Tak Salah Kata

MUI: Mahfud MD Suka Keseleo Lidah, Perlu Banyak Doa Agar Tak Salah Kata

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat Anton Tabah meminta agar Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk lebih banyak memanjatkan doa lantaran dianggap kerap salah memberikan statmenet kepada publik.

Hal itu disampaikan Anton menanggapi pernyataan Mahfud yang menyebut tidak boleh apabila meniru negara pada zaman Nabi Muhammad SAW.

"Mahfud MD sering keseleo lidah, perlu banyak berdoa agar tak salah kata," kata Anton saat dihubungi Suara.com, Selasa (28/1/2020).

Dia pun menganggap jika Mahfud merupakan orang yang pelupa terhadap ajaran Islam.

"Apa ia lupa jika Allah telah tetapkan Nabi Muhammad SAW sebagai contoh terbaik bagi orang beriman, ini tak boleh diingkari," kata dia.

Terkait hal itu, Anton meminta agar Mahfud bisa lebih berhati-hati saat mengeluarkan pendapatannya terlebih yang bersinggungan dengan ajaran agama.

"Karena itu Mahfud harus hati-hati bicara. Apalagi sampai mengharam-haramkan perilaku Nabi untuk diikuti maka ia harus segera bertaubat," kata dia.

Untuk diketahui, Mahfud MD menyebut tidak terdapat ajaran bernegara dalam Islam dan tidak diperbolehkan meniru negara pada zaman Nabi Muhammad SAW.

"Kita dilarang mendirikan negara seperti yang didirikan nabi karena negara yang didirikan nabi merupakan negara teokrasi di mana nabi mempunyai tiga kekuasaan sekaligus," ujar Mahfud dalam diskusi "Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia" di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Ia menuturkan bentuk negara Indonesia yang republik dengan sistem pemerintahan presidensial maupun Malaysia yang kerajaan dengan sistem pemerintahan parlementer tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Bukan menjadi negara Islam yang dituju Indonesia, kata dia, melainkan menjadi negara Islami atau negara yang menerapkan nilai-nilai ajaran Islam.

"Kita tidak perlu negara Islam, tetapi perlu negara Islami. Seperti New Zealand negara Islami, Jepang Islami," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita