Diam-Diam Trump Beri Lampu Hijau Pembunuhan Qassem Soleimani Sejak Tujuh Bulan Lalu

Diam-Diam Trump Beri Lampu Hijau Pembunuhan Qassem Soleimani Sejak Tujuh Bulan Lalu

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat Donald Trump rupanya diam-diam memberikan izin kepada militer untuk melakukan pembunuhan komandan militer top Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani sejak tujuh bulan lalu. Pengesahan itu dibuat jika terjadi peningkatan agresi Iran yang mengakibatkan kematian seorang warga Amerika Serikat.

Begitu kabar yang dimuat NBC News dengan mengutip informasi dari lima pejabat senior saat ini dan mantan pejabat pemerintahan yang tidak disebutkan namanya.

Mereka menyebut bahwa setelah Iran menembak drone Amerika Serikat pada bulan Juni tahun 2019 lalu, penasihat keamanan nasional Trump pada saat itu, John Bolton mendesak Trump untuk membalas dengan cara menandatangani sebuah rencana operasi untuk membunuh Soleimani.

Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo juga ingin Trump mengesahkan pembunuhan itu.
Namun Trump menolak gagasan itu. Trump mengatakan bahwa dia akan mengambil langkah tersebut hanya jika Iran melewati garis merahnya, yakni membunuh seorang warga Amerika Serikat.

Menurut seorang pejabat anonim yang terlibat dalam diskusi pada saat itu, Trump mengatakan bahwa opsi pembunuhan Soleimani hanya akan ada di atas meja jika Iran membunuh warga Amerika Serikat.

Karena itulah, awal bulan ini ketika Iran melancarkan serangan proksi di Irak di mana seorang kontraktor asal Amerika Serikat meninggal dunia dan empat anggota layanan Amerika Serikat lainnya terluka, opsi pembunuhan Soleimani kembali muncul di "menu" pilihan yang disajikan militer kepada Trump.

Para pejabat kemudian mengklaim bahwa Soleimani yang memimpin pasukan elit Pasukan Pengawal Revolusi Islam Quds, sedang merencanakan serangan yang akan segera terjadi pada orang Amerika Serikat dan hal tersebut harus dihentikan.

"Ada sejumlah opsi yang diberikan kepada presiden selama waktu itu," kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump anonim yang dikutip NBC News.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita