Setelah Rocky Gerung, Refly Harun juga Prediksi Kabinet akan Segera Direshuffle, Simak Alasannya

Setelah Rocky Gerung, Refly Harun juga Prediksi Kabinet akan Segera Direshuffle, Simak Alasannya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menduga kabinet baru Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin akan segera di-reshuffle dalam waktu dekat.

Refly bahkan menyebut tak sampai satu tahun para menteri bekerja, Jokowi akan me-reshuffle susunan kabinet.

Lantas, apa yang mendasari pernyataan Refly Harun itu?

Refly Harun menyatakan hal tersebut dalam tayangan 'SATU MEJA' yang diunggah channel YouTube KOMPASTV, Jumat (1/11/2019).

Menurut Refly, nilai yang cocok diberikan untuk kabinet Jokowi yakni tak lebih dari enam.

Nilai itu diberikannya dengan mempertimbangkan beberapa hal.

"Gini, saya mencatat ada tiga hal (dari susunan kabinet)," ucap Refly.

Refly lantas menyebutkan tiga hal yang mendasari penilaiannya itu.

Satu di antaranya menyangkut tentang keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Satu, Presiden Jokowi tidak melibatkan KPK dalam screening (menteri kabinet)," terang Refly.

"Memang tidak harus tapi itu menunjukkan adanya goodwill untuk melihat track record orang."

Lantas, ia juga menyinggung tentang umur para menteri.

"Pasti menteri sekarang lebih tua lima tahun mayoritas, kalau yang dulunya Bu Sri Mulyani, (sekarang umurnya) tambah lima tahun, jadi lebih tua," ungkap Refly.

"Yang (umurnya) 30an (tahun) itu satu, yang hampir 50 (tahun) itu ya dua, yang Juliari batubara yang 72 (tahun), tapi sisanya kan 60 (sampai) 70 tahun dan sebagainya."

Lebih lanjut, Refly menyinggung tentang banyaknya politisi dalam susunan kabinet.

"Yang ketiga, saya melihat begini, saya kira akomodasi politiknya lebih banyak," ucap Refly.

Terkait politisi dalma kabinet, ia mengaku sebenarnya tak mempermasalahkan hal itu.

"Memang enggak apa-apa, kalau dulu saya menganggap ini kan kabinet presidensil," ujar Refly.

Ia menyebut dalam sistem presidensil sebenarnya tak membutuhkan adanya koalisi.

"Dalam kabinet presidensil itu kan sesungguhnya koalisi enggak butuh-butuh amat kalau presidennya firm membentuk kabinet yang mencerminkan profesionalisme," ucap Refly.

Kini, politisi yang duduk di kursi menteri menurut Refly jumlahnya terlalu banyak.

"Tapi kan sekarang akomodasinya banyak betul, akomodasi ke partai politik 16, kemudian ada wamennya, akomodasi tim sukses pendukung," imbuhnya.

"Pertanyaannya adalah ketika kita membuat sebuah kabinet, kan yang didambakan kabinet yang workable, profesional yang bisa mengimplementasikan apa yang diinginkan, yang bagus buat masyarakat."

Refly melanjutkan, akomoadasi partai politik dalam kabinet sangat terlihat dari wakil menteri (wamen) yang ditunjuk Jokowi.

"Menurut saya begini, itu kan ada paradoks yang luar biasa dari Presiden Jokowi ya, dia kan periode kedua tidak punya beban," kata Refly.

"Tapi kok rasanya yang diangkat banyak akomodasinya dan akomodasi yang kentara banget itu wamen, sampai 12 orang loh jumlahnya."

Ia lantas menyinggung tentang tugas wamen.

"Wamen itu biasanya untuk mengimbangi menterinya yang terlalu politis, karena itu wamen biasanya dari birokrasi yang lebih mapan," ujar Refly.

"Justru kan lucu, yang tadinya kita berharap wamennya memperkuat menteri yang politik, ini misalnya Kementrian Perdagangan, menteri perdagangannya PKB, wakilnya Golkar."

Terkait hal itu, Refly lantas memprediksi susunan kabinet baru ini tak akan berlangsung lama.

"Saya menganggap, ini berankali ya, saya kok yakin sebentar lagi ada reshuffle, mungkin enggak sampai satu tahun," ucap dia.

Simak video selengkapnya berikut ini menit 4.38:


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA