Sebut 212 Ganggu Stabilitas Politik, Novel Bamukmin: Mendagri Gagal Paham

Sebut 212 Ganggu Stabilitas Politik, Novel Bamukmin: Mendagri Gagal Paham

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Media Center DPP PA 212, Novel Bamukmin menilai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian telah gagal paham terkait pernyataannya yang menyebut gerakan 212 menganggu stabilitas politik. Novel mengklaim PA 212 adalah gerakan bela agama yang tidak ada kaitannya dengan politik.

Apalagi, Novel menilai kalau pemilu kekinian pun telah selesai. Sehingga, apa yang dikatakan Tito pun menurutnya tidak tepat.

"Sebagai alumni 212 saya berhak bicara atas nama alumni 212 atas komen Tito Karnavian yang saya nilai sudah gagal paham karena pemilu sudah selesai. Sehingga tidak bisa mengait ngaitkan lagi antara 01 dan 02 karena memang sudah tidak ada lagi," kata Novel, Rabu (27/22/1019).

Novel mengklaim bahwa spirit lahirnya gerakan 212 itu sendiri ialah untuk memperjuangkan bela agama yang tidak ada keterkaitannya dengan politik. Untuk itu, kata Novel, perjuangan 212 akan terus dilakukan hingga keadilan ditegakkan.

"Sampai saat ini perjuangan 212 untuk memperjuangkan keadilan trus berjalan sampai keadilan tegak. Jadi 212 tidak sama sekali mengganggu kestabilan politik karna kita bukan partai," ujarnya.

Menurut Novel, terkait Reuni Akbar 212 itu sendiri akan tetap dilaksanakan pada tanggal 2 Desember setiap tahunnya. Terlepas siapapun yang menjadi pemimpin bangsa ini.

"Ini adalah agenda rutin yang akan dilaksanakan setiap tahunnya dengan tujuan menjadi hari ukhuwah nasional bahkan internasional dan itu tetap terselenggara dengan kepemerintahan siapapun," katanya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyebut kondisi politik di Indonesia sudah stabil pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kendati demikian, Tito menyebut masih ada pihak yang mencoba mengganggu stabilitas politik, yakni Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Tito menilai situasi politik stabil karena dua kubu yang bersaing saat Pilpres 2019 lalu, yakni Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (01) dan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (02) sudah melakukan rekonsiliasi. Ia menyebut situasi ini juga diamini oleh pengamat lainnya.

"Politik Indonesia itu stabil sekarang, terutama semenjak gabungnya 01 sama 02, tinggal urusannya (kubu) 212 saja," ujar Tito di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019). [sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita