Pengemudi Ojol di Padang Ramai-Ramai Larikan Jenazah Bayi 6 Bulan yang Ditahan Rumah Sakit

Pengemudi Ojol di Padang Ramai-Ramai Larikan Jenazah Bayi 6 Bulan yang Ditahan Rumah Sakit

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Puluhan pengemudi ojek online (ojol) melarikan jenazah seorang bayi enam bulan dari kamar jenazah RSUP M Jamil Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (19/11/2019). Jenazah bayi itu sebelumnya ditahan rumah sakit karena orang tuanya belum melunasi biaya pengobatan dan perawatan.

Informasi diperoleh, bayi bernama Muhammad Khalif Putra itu meninggal pukul 09.00 WIB. Orang tuanya, Dewi Suryani dan Rudi, sempat mengurus agar manajemen rumah sakit mengizinkan mereka membawa pulang jenazah sehingga bisa segera dimakamkan. Namun, rumah sakit tetap meminta keluarga terlebih dahulu melunasi tagihan sebesar lebih kurang Rp25 juta.

Jenazah Khalif pun sempat ditahan selama empat jam di kamar jenazah RSUP M Jamil Padang karena orang tuanya tidak mampu melunasi tagihan. Rekan-rekan kerja ayah Khalif, para pengemudi ojol, ikut menemui pihak rumah sakit agar mengizinkan bayi itu dibawa pulang. Upaya mereka juga tidak membuahkan hasil.

Karena geram, puluhan pengemudi ojol itu akhirnya melarikan jenazah Khalif dari kamar jenazah RSUP M Jamil Padang. Mereka beramai-ramai membawa jenazah Khalif dengan sepeda motor ke rumah duka di daerah Seberang Palinggam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Selasa siang, sehingga bisa segera dimakamkan.

“Jenazah Khalif enggak bisa dibawa pulang tadi karena terkendala biaya administrasi. Jadi jenazah Khalif ditahan. Dia meninggal jam 9 pagi, habis dzuhur, belum ada juga kepastian pulang. Trus tim dari ojek online karena geram lihat rumah sakit membawa paksa jenazah Khalif untuk pulang,” kata ibu Khalif, Dewi Suryani.

Dewi Suryani menjelaskan kronologi jenazah putranya dilarikan para pengemudi ojol dari RSUP M Jamil ke rumah duka di daerah Seberang Palinggam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumbar, Selasa (19/11/2019).

Dewi mengatakan, putranya Khalif merupakan anak satu-satunya. Dia dirawat selama lima hari di RSUP M Jamil Padang sejak Kamis lalu karena mengalami pendempetan usus. Setelah dioperasi di hari Kamis itu juga, kondisi Khalif kritis dan akhirnya meninggal pada Selasa pagi.

“Awalnya dia muntah, katanya infeksi lambung. Setelah dirontgen rupanya ada usus yang terlipat. Karena kondisinya sudah kritis, kami bawa ke RSUP M Jamil dan harus dioperasi hari itu juga. Dioperasi Kamis, kondisinya kritis sejak Jumat, sampai akhirnya dia pergi tadi,” kata Dewi.

Para pengemudi ojol yang ramai-ramai melarikan jenazah Khalif ke rumah duka agar bisa segera dimakamkan orang tuanya, Selasa (19/11/2019).

Guna meringankan biaya selama dirawat, orang tua Khalif telah berusaha mendaftarkannya sebagai pesrta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun, mereka terkendala dengan prosedur pengurusan.

“Pengurusan BPJS Kesehatan tertunda-tunda karena kondisi Khalif terus menurun,” ujarnya.

Setelah jenazah Khalif dibawa pulang, para pengemudi ojol ramai-ramai mengumpulkan sumbangan secara sukarela untuk membantu orang tuanya melunasi biaya rumah sakit yang mencapai Rp25 juta. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin meringankan beban orang tua bayi itu.

“Sampai sekarang baru sekitar Rp5 juta dan masih terus kami kumpulkan,” ujar koordinator ojol, Wardiansyah.

Para pengemudi ojol mengumpulkan sumbangan untuk membantu melunasi biaya perawatan bayi Khalif di rumah sakit, Selasa (19/11/2019).

Wardiansyah juga menyayangkan pihak rumah sakit yang menahan jenazah Khalif beberapa jam karena orang tuanya belum melunasi tagihan perawatan. Para pengemudi ojol sudah sempat membantu mengurus pemulangan jenazah, tapi tetap tidak diizinkan. Dalam kondisi seperti itu, seharusnya rumah sakit memberikan kemudahan kepada orang tua bayi.

“Kami sudah berusah mengurus tadi, tapi informasinya minim, kami dioper ke sana-ke mari. Dari jam setengah 10 kami urus sampai jam setengah 1, ga ada kejelasan.”

“Kalau soal begini, kami berharap utamakan sisi kemanusiaan aja. Walaupun itu peraturan yang harus dijalankan, balik lagi ke sisi kemanusiaan. Soal uang tagihan, orang tua pasti bertanggung jawab. Soal pengurusan kematian seperti ini, tolong lah dipermudah,” kata Wardiansyah.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita