Ma'ruf: Indonesia Layak Jadi Rujukan Peradaban Islam Moderat dan Modern

Ma'ruf: Indonesia Layak Jadi Rujukan Peradaban Islam Moderat dan Modern

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia layak menjadi pusat peradaban Islam yang moderat dan modern. Pernyataan itu didasari fakta Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk mayoritas beragama Islam.

"Seluruh kekayaan dan pengalaman perjalanan Islam di Indonesia turut berkontribusi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia. Dengan fakta tersebut, Indonesia layak menjadi rujukan peradaban dunia Islam yang moderat dan modern," kata Ma'ruf saat menyampaikan keynote speech Expert Meeting UIII di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Menurut Ma'ruf, upaya menjadikan Indonesia sebagai rujukan peradaban Islam dunia itu dapat diwujudkan, salah satunya dengan membangun pusat penelitian. Dia berharap Indonesia International Islamic University atau Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bisa mewujudkan hal tersebut.

"Untuk menjadikan Indonesia sebagai rujukan dalam mempelajari peradaban Islam dibutuhkan pusat penelitian dan ilmu pengetahuan yang berkualitas. Salah satu bentuk tersebut dari adanya pusat penelitian dan ilmu pengetahuan tersebut, maka dibentuklah perguruan tinggi Islam unggulan, yakni UIII, yang memiliki kualitas internasional dengan reputasi global," ujar dia.

Ma'ruf berharap UIII bisa menjadi pusat kajian Islam dunia. Dari kampus tersebut diharapkan juga lahir para pakar dan cendekiawan Islam yang mendunia.

"UIII diharapkan mampu berada di garis terdepan dalam kajian Islam secara umum dan menjadi kiblat dunia dalam bidang kajian Islam Indonesia. UIII diharapkan juga menjadi pusat penyebaran dan peradaban Islam yang modern, toleran, dan berkemajuan," imbuh dia.

Ada dua pendekatan kajian Islam yang diharapkan Ma'ruf bisa dilakukan UII. Keduanya dapat digabungkan guna mewujudkan penelitian Islam di Indonesia sebagai rujukan dunia.

"Pendekatan kajian di UII saya mengharapkan agar kajian Islam yang dimaksud dapat menggabungkan dua bentuk kajian Islam, yakni penguasaan ilmu-ilmu agama Islam tafaqquh fiddin yang disebut dengan kajian normatif dan penelitian atau pengkajian pada masyarakat Islam atau disebut kajian empiris," tutur dia.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita