Denny Siregar ke Prabowo: Saya Kira Cara Berfikir Bapak Sudah Maju, Eh Ternyata Masih Bahas PKI

Denny Siregar ke Prabowo: Saya Kira Cara Berfikir Bapak Sudah Maju, Eh Ternyata Masih Bahas PKI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Denny Siregar mengkritik teks pidato Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terkait bahaya laten PKI.

Pesan Prabowo tersebut dibacakan oleh Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Letjen TNI Dr. Tri Legionosuko dalam acara bedah buku “PKI Dalang Dan Pelaku Kudeta G30S/1965” di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11) kemarin.

Menurut Denny Siregar, seharusnya Prabowo sudah berpikir jauh ke depan. Sebab, dia telah mengelola anggaran triliunan untuk membeli senjata canggih.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mendapat alokasi anggaran cukup tinggi dalam APBN 2020. Anggaran Kemenhan mencapai Rp 127,36 triliun, terbesar dibandingkan kementerian/lembaga lainnya.

Dari jumlah itu, sebanyak Rp 10,86 triliun dialokasikan untuk program modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista).

“Pak Menhan @prabowo, saya kira sesudah mengurus triliunan rupiah dana untuk pembelian alutsista TNI untuk kemungkinan perang teknologi dunia masa depan, cara berfikir bapak sudah sangat maju,” kata Denny Siregar di akun Twitternya @Dennysiregar7, Sabtu (23/11/2019).

Namun Prabowo justru berjalan mundur dengan membahas bahaya komunisme di Indonesia. Padahal, PKI sudah lama dibubarkan.

“Eh, ternyata masih juga bahas ancaman PKI. Itu namanya atret,” tukas Denny.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan atas bahaya laten komunisme di Indonesia.

Pesan Prabowo tersebut dibacakan oleh Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Letjen TNI Dr. Tri Legionosuko dalam acara bedah buku “PKI Dalang Dan Pelaku Kudeta G30S/1965” di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11).

Awalnya, Prabowo membeberkan peran komunisme yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah terbukti merobohkan kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia yang sah.

“Salah satunya Gerakan 30 September 1965, yang merupakan gerakan dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno yang sah dan mengubah Indonesia menajdi negara komunis,” kata Tri Legionosuko.

Gerakan yang dipimpin DN Aidit yang juga sebagai Ketua PKI tersebut telah memaksa rakyat Indonesia untuk membubarkan PKI dan telah disahkan melalui TAP MPRS 25/1966.

Sehingga, Prabowo mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap paham komunis karena paham komunis masih tetap eksis di Indonesia. Hal tersebut diyakini setelah melihat sejarah runtuhnya negara Uni Soviet yang kini paham ideologi komunis masih eksis di negara RRC, Kenya dan Kuba.

“Dengan demikian, ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih tetap eksis. Untuk itu kita harus selalu meningkatkan terharap bahaya laten komunis. Hal ini dikarenakan paham komunis telah masuk ke Indonesia dengan berbagai kiprahnya,” ungkap Tri Legionosuko. [ps]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita