Senada Moeldoko, Fahri Hamzah Sebut Ada Upaya untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

Senada Moeldoko, Fahri Hamzah Sebut Ada Upaya untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Vandalisme aksi demo mahasiswa yang mencoret pembatas jalan dengan makian terhadap Fahri Hamzah

GELORA.CO - Senada dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengakui dirinya mendengar ada pihak-pihak yang berupaya menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo periode 2019-2024 pada 20 Oktober mendatang.

Pelantikan itu sendiri akan digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

“Memang saya dengar ada ancaman kepada Presiden supaya tidak dilantik 20 Oktober kan dilantiknya di gedung ini (gedung DPR),” ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Beberapa hari sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan hal yang sama.

Kendati demikian, Fahri berharap Presiden Jokowi tidak perlu takut dengan adanya isu tersebut.

Ia juga meyakini isu tersebut tidak benar. Pasalnya, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sudah terpilih secara resmi sebagai pemenang Pilpres 2019.

Selain itu, rival Presiden Jokowi, Prabowo Subianto, juga sudah menerima hasil Pilpres 2019 sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

“MK sudah dilewati, KPU sudah dilalui, dan penghitungan suara juga dianggap sudah selesai. Pak Prabowo juga sudah menerima,” kata Fahri.

“Harusnya kan itu sudah selesai. Dan karena itu Presiden tak perlu takut seolah ini dikaitkan dengan ada upaya menggagalkan pelantikan presiden, enggaklah,” tutur dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memanggil jajarannya untuk membahas situasi terkini di berbagai daerah, khususnya Jakarta.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Presiden telah menginstruksikan aparat kepolisian dan TNI untuk mengantisipasi tindakan yang tidak diinginkan saat unjuk rasa berlangsung.

“Kebetulan ada Kapolda dan Pangdam Jaya semuanya diperintahkan untuk melakukan langkah-langkah yang proporsional,” ujarnya.

Rapat tersebut turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Kemudian hadir juga Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, Pangdam Jaya Mayor Jenderal Eko Margiyono, dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono.

Menurut Moeldoko, menjaga situasi keamanan di setiap daerah perlu dilakukan dengan baik, apalagi pada 20 Oktober 2019 akan berlangsung pelantikan Jokowi dan Mar’ruf Amin sebagai presiden-wakil presiden.

“Ya relatively bahwa situasi menang ada prioritas-prioritasnya, setidaknya sampai pelantikan berjalan dengan baik,” tuturnya.

Mantan Panglima TNI itu menyebut pemerintah dan aparat keamanan melihat ada oknum yang berupaya membuat situasi keamanan tetap memanas dan berniat menghambat pelantikan.

“Ada yang mengharapkan seperti itu (menghambat pelantikan),” ucap Moeldoko. [js]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita