Kata Pak Jokowi Gak Ada Karhutla, Kok di Riau Kabut Asap Makin Pekat?

Kata Pak Jokowi Gak Ada Karhutla, Kok di Riau Kabut Asap Makin Pekat?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Semua masyarakat Indonesia masih mengingat dengan jelas waktu itu dalam debat kedua Pilpres 2019, Presiden terpilih Joko Widodo membeberkan selama tiga tahun tidak pernah ada kebakaran hutan dan kebakaran gambut. Itu adalah prestasi pemerintahan yang dipimpinnnya selama ini.

” Kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut dan itu adalah kerja keras kita semuanya,” kata Jokowi.

Nyatanya, kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau hari ini semakin pekat. Ini membuat jarak pandang di sejumlah daerah turun drastis hanya berkisar 200 hingga 400 meter pada Jumat pagi.

“Jarak pandang paling buruk pada pagi ini di Kabupaten Pelalawan hanya 200 meter,” kata Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto dikutip Antara di Pekanbaru, Jumat (13/9).

Ia menjelaskan, jarak pandang anjlok pada pukul 07.00 WIB. Di Kota Pekanbaru jarak pandang hanya 300 meter, begitu juga di Rengat Kabupaten Indragiri Hulu sekitar 300 meter dan Kota Dumai jarak pandang 400 meter.

Bibin menjelaskan, selang dua jam atau pukul 09.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru naik jadi 800 meter dan Pelalawan juga mulai membaik tapi masih di angka 300 meter.

Sementara itu, di Kota Dumai dan Rengat jarak pandang belum membaik masih sekitar 400 dan 300 meter.

Ia mengatakan pekatnya kabut asap disebabkan Karhutla masih ada di Riau dan provinsi tetangga yang berada di bagian selatan Sumatera. Kondisi angin yang berhembus dari tenggara hingga selatan membawa polutan jerebu ke Riau. Jerebu menumpuk di daerah Riau karena hembusan angin cenderung lambat.

“Kecepatan angin di Riau sendiri tergolong lambat, hanya 5 knot atau 10 kilometer per jam,” katanya.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Jumat pagi pukul 06.00 WIB terpantau ada 1.319 titik panas (hotspot) yang jadi indikasi awak Karhutl di Pulau Sumatera. Titik panas paling banyak di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yakni 537 titik, kemudian Jambi 440 titik, dan Riau sendiri ada 239 titik panas.

Khusus di Riau, titik panas paling banyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) ada 127 titik, Indragiri Hulu (Inhu) 31 titik, Pelalawan 30 titik, Rokan Hilir (Rohil) 18 titik, Kuansing dan Kampar masing-masing 11 titik, Bengkalis 7 titik, Siak 3 titik dan Kota Dumai ada satu titik.

Dari jumlah tersebut ada 177 yang dipastikan titik api. Lokasi paling banyak di Inhil dengan 98 titik. Kemudian di Inhu sebanyak 20 titik, Pelalawan 21 titik, Rohil 13 titik, Kuansing 9 titik, Kampar 8 titik, Bengkalis 6 titik, dan Siak dua titik. [ns]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita