GELORA.CO - Kalangan pengamat menilai, peluang perbaikan hubungan antara dua politisi yang sama-sama anak perempuan dari Bung Karno, Megawati Soekarnoputri dan Rachmawati Soekarnoputri, terbuka lebar seiring proses rekonsiliasi pasca Pilpres 2019.
Hal ini antara lain disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno, dalam perbincangan dengan redaksi.
“(Perbaikan hubungan) Mbak Mega dan Mbak Rachma memang tak terlepas dari rekonsiliasi yang sedang terjadi antara Prabowo dan Jokowi, juga antara Prabowo dan Mega. Memang ada kecenderungan Gerindra masuk dalan barisan Jokowi,” ujarnya.
Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan, dan Rachmawati Soekarnoputri kini adalah Wakil Ketua Umum Gerindra.
Menjelang Pemilu 2004, Rachma mendirikan dan memimpin Partai Pelopor. Partai ini sempat memiliki anggota di DPR RI dan di DPRD di banyak provinsi. Lalu menjelang Pilpres 2014, Rachma bergabung dengan Partai Nasdem. Setelah Pilpres 2014 bergabung dengan Partai Gerindra.
Untuk waktu yang cukup lama, Rachma kerap berseberangan dengan Mega. Bahkan tak jarang bersuara lantang.
Menurut Adi Prayitno, perbaikan hubungan antara Mega dan Rachma ikut menentukan kesuksesan rekonsiliasi dan koalisi.
“Ini suatu sinyalemen bahwa secara umum elit Gerindra sudah firm dan nyaman untuk diajak berkoalisi melalui "Teuku Umar" tentu saja. Bukan melalui pintu "Gondangdia" ya. Kalau pintunya Gondangdia kan ditolak tuh,” demikian Adi Prayitno. [rm]