Disindir Sandiaga Uno soal Papua, Moeldoko: Jangan Provokatif!

Disindir Sandiaga Uno soal Papua, Moeldoko: Jangan Provokatif!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Eks calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menilai pemerintah terlalu banyak mengekploitasi Papua tanpa menyelesaikan permasalahan utamanya.

Sandiaga mengatakan permasalahan yang ada di Papua bukan sekadar infrastruktur, tapi juga kesenjangan ekonomi.



Menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta Sandiaga tidak provokatif menyebut pemerintah mengeksploitasi Papua.

"Jangan provokatif gitu dong! Apa yang dieksploitasi? Jadi saya enggak sependapat. Kata-kata eksploitasi terlalu kasar," ujar Moeldoko di Istana Negara, Jumat (23/8/2019) malam.

Sebelumnya, Sandiaga Uno menyoroti peristiwa kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat belakangan ini.

"Kita bisa lihat bagaimana cara kita di Papua, dibanjiri infrastruktur, dibanjiri begitu banyak proyek investasi, tapi belum menyelesaikan permasalahan hakiki yaitu kemerdekaan ekonomi," kata Sandiaga di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).

Dia pun memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat angka kemiskinan di Papua bertambah 6 ribu orang dari 2014 sampai 2018

Sejumlah pemuda dan mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme melakukan aksi di depan Istana Merdeka,Jakarta, Kamis (22/8). [Suara.com/Arya Manggala]

Padahal, kata Sandiaga, Papua kaya akan Sumber Daya Alam.

"Sebuah daerah yang sangat kaya terhadap sumber daya alamnya ternyata mengalami degradasi dari tingkat kemiskinan," ucapnya.

Dia juga membandingkan jumlah penduduk miskin di Papua yang 8 kali lipat atau sekitar 28 persen jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta, yaitu sekitar 3,5 persen.

"Lebih dari itu data BPS 2019 menunjukkan bahwa 2 provinsi di Papua dengan kemiskinan tertinggi di Indonesia, yaitu Papua hampir 28 persen, Papua Barat hampir 23 persen," pungkas Sandiaga.[sa]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita