Amien Rais: Saya Menangis juga Marah, Polisi Berbau PKI Tembaki Umat Islam Ugal-ugalan

Amien Rais: Saya Menangis juga Marah, Polisi Berbau PKI Tembaki Umat Islam Ugal-ugalan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku prihatin melihat jatuhnya korban tewas pada aksi 22 Mei yang digelar di Jakarta.

Amien menuding anggota polisi yang mengamankan aksi 22 Mei menembaki peserta aksi pada Rabu (22/5) dinihari hingga ada yang tewas. Eks Ketua MPR ini juga mencap aparat kepolisian sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) karena telah menembaki umat Islam secara ugal-ugalan.

“Saudara ku saya menangis, saya betul-betul sedih, juga marah bahwa polisi-polisi yang berbau PKI telah menembak umat islam secara ugal-ugalan,” kata Amien, dalam akun instagran pribadinya, Rabu (22/5).

Politisi gaek itu pun meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertanggungjawab atas meninggalnya massa aksi tadi malam. “Saya atas nama umat Islam minta pertanggung jawaban mu,” tulis Amien Rais.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengatakan terdapat 6 orang meninggal dunia atas kericuhan yang terjadi di Jakarta semalam hingga hari ini. Tercatat ada sedikitnya dua orang meninggal akibat bentrok di kawasan Petamburan yang jenazahnya berada di RS Tarakan Jakarta Pusat.

Kedua orang itu meninggal akibat bentrokan yang terjadi di kawasan Petamburan. Identitas mereka Adam Nooryan, laki-laki berusia 17 tahun dan satu lagi Abdul Aziz, usia 26 tahun, simpatisan FPI asal Pandeglang, berdasarkan data papan pengumuman manajemen rumah sakit yang dikutip MerahPutih.com, Rabu (22/5).

Berdasarkan informasi di lapangan, Adam meninggal dunia pada Rabu (22/5) pukul 05.15 WIB. Sedangkan, Abdul Aziz tertulis juga meninggal di Petamburan, Jakarta Barat.

Di luar kedua nama itu, empat korban tewas sisanya masing-masing satu mayat berada di RS Pelni, RS Budi Kemuliaan, RSCM dan RSAL Mintoharjo. "Ini (data) per jam 9," tegas Anies di RS Tarakan, Jakarta, Rabu (22/5).

Sebaliknya, Polda Metro Jaya membantah polisi menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan aksi demonstrasi di depan Bawaslu yang merembet hingga ke kawasan Tanah Abang, meskipun tercatat sedikitnya 6 orang tewas dalam tragedi tersebut. [mp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita