Inas Vs Jansen Gegara SBY Dibawa-bawa

Inas Vs Jansen Gegara SBY Dibawa-bawa

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir dan Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Jansen Sitindaon adu argumen soal Amien Rais yang tak ingin Hotel Borobudur dijadikan tempat penghitungan suara. Jansen membalas Inas yang menyeret nama Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Inas awalnya bicara soal Amien Rais yang meminta penghitungan suara tidak dilakukan di Hotel Borobudur karena dituding ada jin dan genderuwo. Inas mengatakan, pada Pilpres 2014, penghitungan suara sudah dilakukan di kantor KPU.

"Amien Rais mengatakan bahwa perhitungan suara sebaiknya dilakukan di kantor KPU karena akan bersih dari campur tangan jin, genderuwo, dan hacker. Sedangkan kemenangan Jokowi-JK pada tahun 2014 yang lalu berdasarkan perhitungan suara yang dilaksanakan di kantor KPU," kata Inas kepada wartawan, Rabu (27/3/2019).

"Apabila kita menggunakan asumsi tahayul Amien Rais, maka kemenangan Jokowi-JK pada saat itu sama sekali tidak ada campur tangan dari jin dan genderuwo maupun hacker, alias bersih bukan?" sambungnya.

Inas kemudian mengatakan penghitungan suara di Hotel Borobudur terjadi saat Pilpres 2009. Menurutnya, pernyataan Amien seolah-olah malah membuka rahasia kemenangan SBY yang saat itu berpasangan dengan Boediono. Politikus Hanura ini kemudian mengungkit PAN yang ada di dalam koalisi pengusung SBY-Boediono.

"Wah! Ini berarti bahwa Amien Rais membuka rahasia bahwa kemenangan SBY pada saat itu dibantu oleh jin, genderuwo, dan hacker! Karena hasil perhitungan suara kemenangan SBY-Boediono bisa mencapai 60,8 persen pada saat itu!" kata dia.

Jansen membalas Inas. Sebenarnya, kata Jansen, Demokrat tidak mempermasalahkan di mana pun lokasi penghitungan suara dilakukan. Sebab, pihaknya optimistis Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menang tebal atas Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Menurut Jansen, posisi capres petahana Jokowi yang merupakan jagoan Inas berbeda dengan SBY saat Pilpres 2009. Saat itu, kata Jansen, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja SBY sangat tinggi, bahkan menjelang detik akhir sebelum pencoblosan, survei SBY disebut selalu di atas 60%. Survei itu katanya terbukti pada hari pemilu, ketika SBY menjadi pemenang. 

"Ini berbeda dengan Pak Jokowi saat ini, yang tingkat kepuasan publik terhadap kinerjanya rendah dan survei elektabilitasnya amblas di bawah 50%. Sebuah posisi sayonara untuk seorang petahana yang sejak hari pertama dia jadi presiden sudah kampanye," kata Jansen menjawab Inas, Rabu (27/3).

Berdasarkan argumennya di atas, Jansen mengatakan SBY bakal menang pilpres di mana pun rekapitulasi penghitungan suara digelar. Dia menyebut SBY juga akan menang Pilpres 2009 sekalipun penghitungan suara itu digelar di rumah Inas.

"Berdasarkan fakta di atas, jadi mau di manapun perhitungan suara dilakukan saat 2009 yang lalu, tidak akan mengubah situasi kemenangan Pak SBY. Bahkan jika penghitungan suara dilakukan di kantor Hanura atau di rumah Inas sekalipun, pada saat itu Pak SBY akan tetap menang," sindir Jansen. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita