Ikut Terjaring KPK, Kepala Kemenag Jatim Baru Dilantik 10 Hari

Ikut Terjaring KPK, Kepala Kemenag Jatim Baru Dilantik 10 Hari

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Informasi diperoleh dari Kepolisian Kepala Kanwil Kementerian Agama Jatim, Haris Hasanuddin, ikut terjaring dalam operasi tangkap tangan KPK bersama Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Surabaya pada Jumat pagi, 15 Maret 2019. Selain itu, diamankan pula Kepala Kantor Kemenag Gresik, Muh. Muwaffaq Wirahadi. 

Ketiganya menjalani pemeriksaan awal di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur lalu kemudian dibawa ke kantor KPK di Jakarta pada Jumat siang melalui jalur udara. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, tak membenarkan juga tak membantah ketika ditanya kesahihan informasi itu. 

Hal yang pasti, Kepala Bagian Humas Kanwil Kemenag Jatim, Markus, mengatakan hingga petang pimpinannya belum balik ke kantor setelah berangkat pada Jumat pagi. Sesuai agenda, Haris harusnya menghadiri kegiatan internal terkait biometrik. 

"Sejak siang HP-nya tidak aktif," katanya dikonfirmasi VIVA. 

Haris Hasanuddin sendiri baru menjabat sebagai Kepala Kemenag Jatim sejak dilantik pada 5 Maret 2019 lalu. Sebelumnya dia mengisi posisi kepala yang kosong sebagai Pelaksana Tugas atau Plt Kepala Kemenag Jatim, setelah ditinggal Syamsul Bahri. 

Begitu pula dengan Kepala Kantor Kemenag Gresik, Muh. Muwaffaq Wirahadi. Dia baru dilantik sebagai kepala pada 11 Januari 2019 lalu. Sebelumnya dia menjabat sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kota Surabaya. 

Markus mengatakan, kendati OTT KPK menyeret institusinya, kegiatan di Kanwil Kemenag Jatim berjalan seperti biasa. Pegawai juga tidak begitu syok meski sang pimpinan dikabarkan terjaring OTT. Pelayanan kepada masyarakat juga berjalan normal. 

"Kami menunggu kepastian dari instansi terkait (soal kabar OTT)," ucapnya. 

Sebelumnya, juru bicara KPK, Febry Diansyah mengatakan bahwa OTT tersebut terkait dugaan suap pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama. 

"Transaksi ini dari identifikasi yang sudah kami lakukan, diduga terkait dengan pengisian jabatan di Kementerian Agama, baik di pusat ataupun di daerah," jelasnya. [vva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita