Dengan Suara Terbata-bata, Guru Honorer Ini Berkeluhkesah kepada Sandi

Dengan Suara Terbata-bata, Guru Honorer Ini Berkeluhkesah kepada Sandi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sandiaga Salahuddin Uno terenyuh mendengar cerita Guru Honorer Yeni dan Ira yang mengaku tidak cukup bergantung dari gaji guru honorer dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. 

"Kami minta kepada bapak, jika terpilih agar memperbaiki nasib guru honorer  dan dunia pendidikan. Kami masuk pagi  hingga habis Ashar untuk mengajar anak-anak. Tapi biarlah ini semoga menjadi pahala bagi kami, agar anak-anak tidak terlantar pendidikannya," kata Yeni terbata-bata, pada Sandi saat berkunjung dan Silahturahmi dengan Komunitas Muslim Kokoda di Pondok Pesantren Emeyodere, Jakan Basuki Rahmat, KM. 8, Sorong Timur, Papua Barat, Rabu (27/3/2019). 

Menurut Sandi, dia tahu betul  apa yang dirasakan Yeni dan Ira yang mengeluhkan hal yang sama. 

Eks wakil gubernur DKI ini mengaku sudah menandatangani kontrak politik dengan para guru honorer dan K 2. 

"Prabowo Sandi sudah menandatangani kontrak politik dengan para guru honorer. Sudah pasti, kami Prabowo dan Sandi akan mencari solusi permanen bagi guru guru honorer. Negara dan bangsa yang maju adalah bangsa yang memuliakan guru," terang Sandi. 

Sandi mengatakan kedatangannya ke pesantren bukan untuk kampanye. Tapi ingin bersilaturahmi dengan pemilik pondok pesantren Ustad  Ismail Agya dan warga Kokada. 

Menurut Sandi keluhan  yang dialami Yeni dan Ira diterimanya hampir di seluruh titik di tempat  yang dikunjunginya di seluruh Indonesia. 

"Saya paham betul, nasib guru akan  kami perjuangkan. Karena ibu saya pendidik, paman saya guru dan kakek saya kepala sekolah," tutup Sandi.[tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita