Budiman PDIP Sebar Fitnah, Sebut Kampanye Tiga Emak-emak Karawang Mirip Teroris

Budiman PDIP Sebar Fitnah, Sebut Kampanye Tiga Emak-emak Karawang Mirip Teroris

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Relawan Prabowo-Sandi yang tergabung dalam #PASTI2019 menilai politisi PDIP Budiman Sudjatmiko telah memfitnah kubu 02 berkampanye dengan cara-cara yang mirip teroris atau menculik.

"Itu fitnah dan tuduhan keji di atas kemerdekaan berdemokrasi," kata Wasekjend Kornas #PASTI2019 Toto Sugiarto, Jumat (1/3) seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Hal itu diungkapkan Budiman untuk merespons penangkapan tiga orang perempuan relawan Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi (PEPES) Karawang atas dugaan kampanye hitam di Karawang.

Dia menilai strategi kampanye hitam kubu Prabowo-Sandiaga mirip teroris karena kerap mengandalkan kaum perempuan sebagai tameng untuk menjalankan aksi-aksi kampanye hitam.

Jelas Toto Sugiarto, penangkapan yang dialami oleh aktivis emak-emak relawan PEPES di Karawang, itu tidak mendasar, dan ini juga sebagai pernyataan bodoh yang dilontarkan oleh seorang tokoh politisi mantan aktivis yang seharusnya tidak patut dilontarkan.

"Tuduhannya adalah bukti kepanikan melihat apresiasi perjuangan emak-emak militan seluruh nasional dari pelosok-pelosok desa dan kota yang turun gunung," ungkap Dewan Pendiri Keluarga Gerakan Indonesia Raya (KGI) ini.

Emak-emak yang ghirohnya melebihi semangat bapak-bapak dalam perjuangannya, mereka hanya mau Indonesia adil dan makmur serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri tanpa kelaparan dan kesusahan.

"Dan kami dari semua relawan menganggap ini bukan sebagai target politik yang dikorbankan oleh BPN Prabowo-Sandi. Saya sebagai pelaku dan bagian dari relawan Prabowo-Sandi menganggap itu fitnah yang sangat keji apalagi dituduhkan kepada seseorang yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap dan semua masyarakat yang menginginkan perubahan," tutur Toto Sugiarto.

Menurutnya, fenomena Pilpres 2019 atas meluasnya dukungan emak-emak keluar dari dapur itu adalah hal positif di negara demokrasi. Artinya masyarakat sudah mulai cerdas dan tidak mau dikebiri oleh penguasa, karena kaum emak-emak sebagai korban pertama yang merasakan kesusahan jika pemerintah tidak cakap menjalankan roda ekonomi pemerintahan.

"Tanpa disadari Budiman yang ketua partainya juga emak-emak dan masih banyak kader partainya dari kaum politisi perempuan, harusnya menyadari kecerdasan berpikir taktis serta reaktif dan kepekaan hati dari kaum perempuan," ucapnya.

"Menurut kami Budiman harus meminta maaf terhadap semua emak-emak atau kaum perempuan di seluruh nusantara yang berjuang untuk perubahan, dan mencabut tuduhan fitnah keji tanpa data dan bukti kepada emak-emak, itu kalau memang Budiman lelaki sejati," tutup Toto Sugiarto menambahkan. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita