Viral Jenazah Ditandu Puluhan Kilometer, Sandi: Bukti Infrastruktur Belum Rata

Viral Jenazah Ditandu Puluhan Kilometer, Sandi: Bukti Infrastruktur Belum Rata

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Cawapres Sandiaga Uno prihatin jenazah warga Rampi, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ditandu puluhan kilometer untuk dimakamkan. Menurutnya, hal itu jadi bukti pembangunan infrastruktur di Indonesia belum merata.

"Kami sangat prihatin infrastruktur dasar belum, belum sepenuhnya," ujar Sandiaga di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Eks Wagub DKI Jakarta itu pun memastikan pada masa kepemimpinannya nanti fokus pembangunan akan diutamakan pada infrastruktur pedesaan. Partisipasi masyarakat nantinya juga akan lebih dilibatkan.

"Pada Prabowo-Sandi masyarakat akan ambil porsi lebih yang dirasa langsung masyarakat, seperti jalan-jalan di desa, pertanian yang berkaitan dengan pengairan, yang bisa dikerjasamakan dengan swasta," katanya. 

"Dan kita dorong sehingga pendanaannya dan sumber ekonomi bisa tersentuh dan dirasa masyarakat," sambung Sandiaga. 

Bukan hanya infrastruktur di pedesaan, pertanian hingga infrastruktur yang berkaitan dengan nelayan juga akan ditingkatkan jika dia dan Prabowo terpilih nantinya. 

"Itu menjadi fokus pembangunan ke depan adalah di infrastruktur yang langsung bersinggungan dengan masyarakat dalam keseharian mereka, termasuk infrastruktur pedesaan, pertanian, infrastruktur yang berkaitan dengan nelayan dan sebagainya," tutur Sandiaga. 

"Saya melihat juga, jangankan jalan di pedesaan, jalan di Pantura sekarang saja dari Pati, Rembang, sampai ke Demak sampai Kudus dari Kudus ke Demak juga banyak yang rusak," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, warga mesti membawa jenazah dengan berjalan kaki dari Desa Badangkaia, Lore Selatan, menuju Desa Tedeboe, Rampi, yang jaraknya sekitar 60 km. Video itu viral di media sosial.

Diketahui jenazah warga yang ditandu ialah Renti Tanta, yang meninggal di RS Andi Djemma, Luwu Utara. Rencananya jasad Renti akan dimakamkan di Desa Rampi. Jenazah akhirnya dibawa dengan cara ditandu karena jalan di desa rusak. Sementara jika menggunakan jasa penerbangan, ongkosnya sekitar Rp 50 juta. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita