Unggul di Lembaga Survei Tak Jamin Menangi Pilpres

Unggul di Lembaga Survei Tak Jamin Menangi Pilpres

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengamat politik Indonesian Public Institute, Jerry Massie mengatakan, meskipun sembilan lembaga survei besar memenangkan Jokowi, diantaranya LSI, Poltracking, Indobarometer, Charta Politika, SMRC dan lainnya tapi hal itu tidak menjamin kemenangan pasangan nomor urut 01 tersebut di Pilpres 2019.

Selain itu kata Jerry, tim TKN Jokowi-Ma'ruf juga harus mampu menjaga basis mereka di Pulau Jawa seperti Jatim dan Jateng. Begitu pula Ma'ruf Amin harus mampu merebut wilayahnya Banten.

"Pemilih terbesar di Jawa Barat ada 32,6 juta dan Jatim 31 juta dan Jateng 27,9 juta, setidaknya paslon yang menguasai Jawa maka dipastikan dialah pemenangnya," ujar Jerry di Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Begitu pula, lanjut Jerry, dengan emak-emak serta pemilih mileneal yang berjumlah 80 juta atau total 40 persen dari 185 juta pemilih.

Sejauh ini, ucapnya, perang pasar terus dimainkan oleh kedua kubu baik sang petahana Jokowi maupun Sandiaga. Begitu pula perang mileneal dimana kian gencar.

"Seperti di Amerika 2016 lalu, hampir semua lembaga survei salah satunya Gallup memenangkan Hillary (Clinton), tapi yang menang adalah Trump. Jadi suara survei belum tentu sama dengan electoral college atau popular vote," ujar Jerry.

40 Persen

Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno mengemukakan, berdasarkan bocoran hasil survei internalnya, perbedaan elektabilitas dengan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, tinggal satu digit.

"Selisihnya di bawah 10 persen. Kita sudah di angka 40 itu selisihnya antara 7-9 persen. Sedangkan kubu sebelah di bawah angka lima (50)," kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Juma (t8/2/2019).

Terkait dengan beberapa lembaga survei seperti LSI Denny JA dan Populi Center yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Sandiaga mengemukakan,"Ini mirip - mirip waktu DKI, semua (lembaga) di DKI juga begitu. Kita terima masukan aja," kata mantan Wagub DKI.

Saat Pilgub DKI Jakarta pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno dari hasil lembaga survei mengumumkan selalu kalah dengan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Namun setelah perhitungan di KPU serta hitung cepat saat pemilihan pasangan Anies-Sandiaga menang di Pilgub DKI Jakarta. "Kita sudah cross di angka 4 (40) kita akan perbaharui terus survei internal kita. Ini terbukti strategi kita diterima masyarakat," kata Sandiaga.

Rencananya dua minggu lagi, Sandiaga akan membocorkan hasil survei elektabilitas dari survei internalnya.

Menurun

Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyatakan, elektabilitas Jokowi perlahan tapi pasti terus menurun dari angka 60 persen hingga mendekati 50 persen.

Lebih jauh, Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) itu mengatakan, politik adalah bisnis harapan, siapa yang bisa menjual harapan paling bagus itu yang dipilih.

"Bisnis Harapan ini menjadi perhatian masyarakat. Kan kalau kita lihat Jokowi dan Prabowo nggak ada wow factornya. Pak Jokowi dari 2014 itu gitu-gitu aja, makanya trennya turun terus," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, meskipun saat ini Jokowi-Ma’ruf masih di atas angin, tapi ada penurunan. "Jadi kan agak membahayakan, makanya TKN agak kerja keras nih," katanya.

Optimis

Sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membuat survei internal terkait Pilpres 2019. Hasilnya, Prabowo-Sandiaga kini memperoleh 40 persen menurut survei internal tersebut.

"Dari survei kita November kemarin, alhamdulillah Prabowo-Sandi sudah 40 persen, cuma beda 4 persen dari Jokowi," kata Jubir BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade di Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Saat ini memang, kata Andre, Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul. Tapi selisihnya hanya 4 persen dengan Prabowo-Sandi.

"Dari awalnya Pak Jokowi meninggalkan kita hampir 18 persen, sekarang tinggal 4 persen," ujar Andre. [HT]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita