LRT Palembang Merugi, Pak Moeldoko Tak Mau Pemda Mengoceh

LRT Palembang Merugi, Pak Moeldoko Tak Mau Pemda Mengoceh

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko merespons kerugian akibat operasional layanan light rail transit (LRT) di Palembang yang mencapai Rp 9 miliar per bulan. Menurutnya, moda transportasi massal di ibu kota Sumatera Selatan itu bukan semata-mata untuk saat ini namun juga kebutuhan masa mendatang.

"Ya kecenderungan dari kita berpikir saat ini. Contoh, membangun sebuah pelabuhan, butuhnya sekarang. Akhirnya setelah 30 tahun ke depan baru kebingungan,” ujar Moeldoko di kantornya, Jakarta, Selasa (12/2).

Mantan Panglima TNI itu menyebut masyarakat sering berpikir ala RBT. Saya sering bercanda itu (RBT) rencana bangun tidur (RBT)," ucap Moeldoko.

Untuk diketahui, pemerintah menyediakan subsidi sebesar Rp 10 miliar untuk operasional LRT Palembang. Namun, pendapatan dari layanan LRT Palembang hanya sekitar Rp 1 miliar sehingga kerugiannya mencapai Rp 9 miliar.

Moeldoko menuturkan, pemerintah membuat perencanaan untuk jangka panjang. Untuk itu, katanya, masyarakat seharusnya tidak hanya melihat kondisi sekarang.

"Jadi kita lihat kepentingan masa depan, dengan mempertimbangkan populasi, tingkat pendidikan masyarakat, kalangan menengah ke atas yang makin banyak dan seterusnya," ujar veteran kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu.

Saat ditanya apakah biaya operasional LRT Palembang yang mencapai Rp 10 miliar itu tidak kemahalan, Moeldoko justru meminta pemerintah daerah tidak mengeluhkannya. Menurutnya, pemda justru harus mendayagunakan infrastruktur yang telah dibangun pemerintah pusat.

“Jangan sudah dibangunkan mengoceh. Dia harus berupaya maksimal bagaimana utilitas sebuah infrasruktur itu bisa berdaya guna. Bukan belum ada mengeluh, setelah dibangun mengeluh. Terus apa kerjaan mereka. Bagaimana optimalkan infrasruktur ini," tuturnya. [jpnn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita