Bagasi Pesawat Berbayar Pukul Sektor UKM hingga Pertumbuhan Ekonomi

Bagasi Pesawat Berbayar Pukul Sektor UKM hingga Pertumbuhan Ekonomi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Institute for Development Economy dan Finance (Indef) mengatakan bahwa pengenaan bagasi pesawat berbayar bakal menghantam perekonomian Indonesia. Dalam jangka panjang, pengenaan bagasi berbayar bisa saja menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi stagnan di kisaran 5 persen.

Peneliti Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan dampak pertama yang bakal terjadi jika pengenaan bagasi berbayar ini tidak dihentikan adalah kenaikan angka inflasi.

"Inflasi di bulan Januari sudah mulai terasa dengan adanya bagasi berbayar. Dan kalau ini terus dibiarkan, tidak disetop untuk bagasi berbayar, kita khawatir inflasi di 2019 bisa mulai naik di atas target dari pemerintah 3,5 persen," kata dia, saat ditemui, di Jakarta, Sabtu (9/2).

Selain itu tentu pengenaan bagasi berbayar akan juga memukul kegiatan usaha kecil dan menengah atau UMKM. Terutama yang bergerak di sektor pariwisata dan perjalanan.

"UMKM paling terdampak dengan adanya bagasi berbayar. UMKM yang menjual oleh-oleh, UMK yang berkaitan dengan jasa transportasi darat, dari hotel menuju bandara itu akan terkena imbasnya," ungkapnya.

Ujung-ujungnya, kata Bhima, tentu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. "Bisa juga merembet ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kan konsumsi tangga saat ini hanya 5 persen. Jadi kalau cenderung melambat atau stagnan di 5 persen, maka tahun ini pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5 persen," jelas dia.

Oleh karena itu dia berharap, pemerintah dapat turun tangan untuk mengatasi kebijakan bagasi pesawat berbayar. "Jadi dari bagasi berbayar dampaknya cukup panjang bagi ekonomi. Kita saran pemerintah untuk evaluasi lagi dan menyuruh maskapai jangan mengenakan bagasi berbayar," tandasnya. [mdk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA