Yaqut Tuding Kelompok Radikal Terkonsolidasi di Riau, MUI Riau Tuntut Minta Maaf

Yaqut Tuding Kelompok Radikal Terkonsolidasi di Riau, MUI Riau Tuntut Minta Maaf

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas didesak untuk meminta maaf kepada masyarakat Riau. Hal itu setelah Yaqut mengeluarkan pernyataan yang menyebut, ada kelompok radikal mendukung salah satu kontestan pemilu 2019 di Riau.

Dinilai Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau Zulhusni Domo, apa yang disampaikan oleh Yaqut adalah tidak benar. Hal tersebut dinilai mengada-ada. “Fitnah itu,” kata Zulhusni Domo, Sabtu (12/1).

Ketua Forum Ummat Islam (FUI) Riau ini juga menyebut bahwa ormas-ormas Islam di Riau membantah pernyataan Yaqut tersebut. “Kami menyatakan ini adalah fitnah besar terhadap umat Islam khususnya, dan masyarakat Riau umumnya,” tegas Zulhusni.

Oleh karena itu, dia mendesak agar Yaqut meminta maaf kepada masyarakat Riau. Pihaknya memberi waktu selama 3×24 jam. Jika tidak, maka pihaknya tidak akan segan untuk melakukan langkah hukum.

“Kami meminta ketua umum GP Ansor untuk meminta maaf kepada masyarakat Riau 3×24 jam. Bila tidak, kami akan melakukan langkah-langkah lain,” ujarnya.

Kata Zulhusni, apa yang disampaikan oleh Yaqut itu, tidak berdasar. Bahkan dia yang adalah orang Riau, tak menemui hal tersebut. “Tahu pula dia daripada kita lagi,” sebutnya.

Sementara itu, Tudingan Yaqut Cholil Qoumas juga membuat Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman ikut berkomentar. Legislator asal Pekanbaru itu memperingatkan siapa saja, agar tidak melontarkan tudingan tanpa dasar terhadap Bumi Melayu.

“Pertama saya enggak kenal dengan saudara Yaqut. Dia itu siapa sampai menyebut Bumi Riau yang kita cintai ini terdapat kelompok radikal terkonsolidasi? Itu fitnah yang merusak marwah Riau,” ucapnya kepada Riau Pos, Sabtu (12/1).

Bagi dia, tudingan serupa itu merupakan sebuah omongan sampah yang tidak berarti apa-apa, selain menyakiti hati masyarakat Riau. Apalagi dirinya mengaitkan statemen tersebut dengan dukungan terhadap salah satu capres dan cawapres. Menurut dia, soal pilihan itu merupakan hak setiap masyarakat yang ada di Indonesia.

“Mohon maaf ya, omongan seperti itu menurut saya omongan sampah. Ini mohon maaf. Karena saya selaku masyarakat Riau tersinggung. Apalagi dikaitkan dengan dukungan terhadap salah satu capres. Ingat, mendukung dan memilih itu merupakan Hak Asasi Manusia (HAM),” tegasnya.

Ia mempersilakan Ketum GP Ansor untuk membuktikan kelompok radikal yang dimaksud. Bahkan bila perlu langsung tunjuk hidung. Bukan hanya berbicara tanpa dasar. Sehingga apa yang ia sampaikan bisa dipertanggungjawabkan.

“Atau jangan-jangan menuding ulama kami? Saya minta jangan sampai menyinggung ulama kami ya. Karena kami masyarakat Riau sangat menjunjung tinggi ulama. Kami sangat hormat dengan ulama,” kecamnya.

Diketahui sebelumnya, Yaqut menyebut ada kelompok radikal mendukung salah satu kontestan di pemilu 2019 di Riau. “Jadi kelompok radikal yang terjadi karena kontestasi pilpres. Ya, kami temukan di banyak wilayah. Di Riau misalnya, terkonsolidasi mereka. Di Jabar apalagi,” kata Yaqut.

Kelompok radikal tersebut menurut Yaqut tidak berpotensi merusak penyelenggaraan pemilu. Akan tetapi mereka memasukkan agenda politiknya ke salah satu kontestan yang ada.

“Mereka bukan merusak pemilu, tapi mereka menginduk dalam salah satu kontestan pemilu untuk memasukan agenda-agenda mereka. Ya, mendirikan negara Islam lah. Khilafah islamiyah atau minimal mereka dirikan NKRI syariah,” tutur Yaqut.

Solusinya menurut Yaqut, NKRI harus tegak berdiri dan utuh. Persoalan ini juga telah dia sampaikan kepada Presiden Jokowi dan direspons cukup baik. Menurutnya, Jokowi berpesan agar semua elemen bangsa menjaga keberagaman itu adalah sunnatullah. Hal yang tidak bisa ditolak karena sebuah keniscayaan.

“Jadi kita itu tidak boleh ada orang yang memperjuangkan kemauan mereka sendiri. Tidak boleh ada orang yang memperjuangkan negara lain di luar NKRI,” katanya menirukan respons Jokowi.

Ketika ditanya apakah kelompok tersebut berada di belakang pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno? Yaqut menjawab diplomatis.

“Saya tidak mau sebut itu, tapi faktanya ada. Saya kira rekan-rekan wartawan tahulah,” tambahnya. [riaupos]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA