Tsunami Memporak-Porandakan Elektabilitas Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Ini Dasarnya

Tsunami Memporak-Porandakan Elektabilitas Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Ini Dasarnya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gagalnya ekonomi dan ketidakadilan di pemerintah sekarang ini menyebabkan tsunami yang memporak-porandakan elektabilitas Jokowi-KH Ma’ruf Amin.

Demikian dikatakan pengamat politik Tony Rasyid dalam pernyataan kepasa suaranasional belum lama ini.

Kata Tony, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf terus turun. Sementara Prabowo-Sandi punya trend naik. Dan naiknya makin signifikan. Pilpres masih 3,5 bulan lagi. Diperkirakan angka elektabilitas akan bertemu.

“Yang paling berat saat ini, Jokowi harus menghadapi situasi sosial yang tidak kondusif dan susah diprediksi. Rakyat kecewa, bahkan cenderung sensi. Pertama, soal ekonomi. Kehidupan makin terasa sulit. Kedua, soal hukum,” ungkap Tony.

Kata Tony, ketiga, soal kemampuan Jokowi untuk menghadapi masalah bangsa dan memberi solusi. Rakyat semakin kehilangan simpati. Apalagi jika diingatkan pada ucapan dan janji. Suara rakyat makin lari.

“Keempat, pola kampanye. Jokowi tak mampu lagi mengemas “branding-nya”” untuk menarik simpati. Bagi-bagi sembako, amplop, sepeda dan sertifikat, dianggap menurunkan “derajat dan kelas” sebagai bapak bangsa. Mestinya cukup diwakili ketua RT. Maksimal lurah,” jelas Tony.

Sementara itu, menurut Tony Rosyid, Ma’ruf Amin tak banyak bisa diharapkan. Hadirnya lebih banyak jadi beban. Ini karena faktor buruknya komunikasi politik mantan anggota DPRD DKI dan DPR RI ini.

“Pertama, soal mobil Esemka. Oktober diproduksi. Tak terbukti. Ini blunder. Kedua, tolak reuni 212 dengan komentar yang tak simpatik. Blunder lagi. Ketiga, respon terhadap isu PKI yang dituduhkan ke Jokowi. Penggunaan kata “Matamu!” tak sesuai dengan psikologi rakyat Indonesia, terutama Jawa. Kelima, istilah makiyyah, yang diplesetkan artinya jadi maki-maki. Sebuah sindiran yang kurang elegan. Kontra-produktif di mata Umat Islam,” jelas Tony.[sn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA