Simak! Apa Masalah Utama Bangsa Indonesia? Ini Jawaban Cerdas Anies Baswedan

Simak! Apa Masalah Utama Bangsa Indonesia? Ini Jawaban Cerdas Anies Baswedan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjelaskan persoalan utama bangsa Indonesia. Dengan cerdas dan lugas, Anies memaparkan dalam konteks sejarah bangsa.

Penggunaan kata mayoritas, kata Anies, para pendiri Republik ini sadar bahwa mayoritas secara kategori agama adalah umat Islam.

“Tetapi, para pendiri Republik ini, tidak pernah menggunakan kata mayoritas, minoritas didalam mengatur Republik ini. Jadi tidak ada gunakan,” papar Anies dalam sebuah forum diskusi. 

“Karena itu, saya pernah mengatakan, Republik ini tidak didirikan untuk mnoritas, tidak didirikan untuk mayoritas, didirikan untuk setiap anak bangsa Indonesia,” jelasnya.

“Dan Republik ini tidak didirikan untuk melindungi mayoritas, tidak melindungi minoritas, tepi melindungi setiap anak bangsa,” lanjutnya.

“Tidak ada kata mayoritas, minoritas didalam konstitusi kita, didalam pembukaan kita, dan didalam perdebatan-perdebatan. 

Artinya apa? Artinya tokoh-tokoh yang waktu itu berjuang, dan banyak diantaranya, kalau dalam kategorisasi sekarang adalah tokoh umat Islam. Mereka menginginkan sebuah negara baru, Republik. DImana disana ada ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’. Itu arahnya kesana.

Mereka adalah orang yang berlatarbelakang, kalau berbicara umat, tokoh-tokoh umat waktu itu. Tetapi mereka tampilnya dengan gagasan untuk bangsa. Walaupun mereka tahu, secara klasifikasi mereka mayoritas.

Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa keadilan untuk semua dan representasi kebangsaan,” beber Anies.

Kemudian, Anies Baswedan memberi contoh beberapa tokoh umat Islam yang berjuang demi tegaknya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia di Negeri ini. 

“Agus Salim, kurang apa kalau ditanya tokoh Keislamannya? Tokoh Serikat Islam, dalam perjalanan karirnya, beliau, kalau dibilang dalam perjuangan, selalu berjuang sebagai bagian dari umat Islam.

Bapak Diplomasi Indonesia, ketika berdiplomasi di luar, beliau membawa Indonesia sebagai bangsa seluruhnya. Tidak bicara mayoritas,” ujar Anies.

“Jenderal Sudirman, guru sekolah Muhammadiyah, yang kemudian, kita ini sering menganggap kalau guru itu tidak bisa tegas. Ada nggak yang berani bilang Jenderal Sudirman tidak tegas?

Ini adalah seorang guru yang menjadi Panglima Besar, dan kalau lihat latar belakangnya, ini adalah tokoh Islam,” tandas Anies. 

“KH. Hasyim Asy’ari, yang dengan resolusi jihadnya, resolusi jihad kalau dibaca hari ini kalimatnya, kata-kata resolusi jihat, barangkali orang ‘keter’. Itu ditulis tahun ’45, yang sekarang diperingati “Hari Santri”, menggerakkan semua.

Idiom yang digunakan, diksinya adalah diksi idiom-idiom Keislaman untuk Indonesia.

Jadi, saya melihat kontribusi itu diwujudkan didalam sebuah semangat bahwa umat Islam hadir berperan untuk seluruh bangsa Indonesia, itu semangatnya dari awal,” pungkas Anies.(ren)

Simak video selengkapnya dibawah ini:



[SR]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita