Perlakuan Pemerintah Tiongkok ke Uighur Dinilai Lebih Kejam dari NAZI

Perlakuan Pemerintah Tiongkok ke Uighur Dinilai Lebih Kejam dari NAZI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur Seyit Tumturk menjelaskan, bahwa rakyat Uighur mengalami penyiksaan selama ditangkap oleh pemerintah Tiongkok. Dia pun mengapreasiasi muslim Indonesia yang banyak menaruh perhatian atas penindasan etnis Uighur.

Dia menyebut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberikan data bahwa ada satu juta warga Uighur yang ditahan pemerintah Tiongkok. "Akan tetapi menurut data kami, jumlahnya 3-5 juta orang. Mereka dalam tahanan mendapatkan perlakuan lebih kejam dari NAZI," ungkapnya dalam diskusi 'Kesaksian dari Balik Penjara Uighur' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).

Dia menambahkan, pemerintah Tiongkok menggunakan modus 'Proyek Persaudaraan' untuk menangkap bangsa Uighur. "Dan barang siapa yang melawan pemerintah komunis Tiongkok, maka dicap sebagai terosis, Islam radikal, dan dimasukkan dalam kamp," tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya begitu menyayangkan ketidakberpihakan masyarakat dunia atas penyiksaan yang menimpa Uighur. Dia sangat berterima kasih pada rakyat Indonesia yang peduli atas keberlangsungan hidup bangsa Uighur.

"Sayang sekali sebanyak 35 juta masyakarat muslim Uighur yang dapat kezaliman, dunia buta dan tuli apa yang terjadi di Turkistan Timur (Uighur)," tukasnya.

"Dan atas penindasan dan kezaliman yang ada, masyarakat muslim Indonesia turun ke jalan dan menyuarakan solidaritasnya. Dan inilah salah satu sebab saya ke Indonesia untuk berterima kasih," pungkasnya. [JP]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita