Percakapan BPN Prabowo Subianto yang Tak Sengaja Terdengar saat Aria Bima Banggakan Jokowi

Percakapan BPN Prabowo Subianto yang Tak Sengaja Terdengar saat Aria Bima Banggakan Jokowi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tim Kampanye Nasional (TKN) calon presiden (capres) cawapres 01, Joko Widodo (Jokowi) dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres 02 Prabowo berada dalam satu panggung Mata Najwa Trans7, Rabu (10/1/2019).

Kedua tim sukses masing-masing capres cawapres tersebut diminta untuk berdebat membanggakan calonnya satu sama lain.

Dari TKN Jokowi, diwakilkan oleh Arsul Sani, Aria Bima, dan Taufik Basari.

Sementara BPN diwakili oleh Ferry Mursyidan, Dahnil Anzar, dan Muhammad Nasir Djamil.

Pada tema yang diangkat yaknu 'Siapa Berani Debat', di akhir segmen, pembawa acara Najwa Shihab meminta masing-masing tim sukses untuk meyakinkan kemampuan capres cawapresnya dalam berdebat.

"Apakah yakin dengan kemampuan jagoan Anda saat debat nanti, apakah bisa mematahkan argumen dari tim Prabowo - Sandi?," tanya Najwa.

Aria Bima pun memberikan jawaban atas pertanyaan Najwa itu.

Mulanya, tim BPN terlihat fokus pada apa yang dijawab oleh Aria Bima.

Lalu, saat Aria Bima belum usai berbicara, Nasir Djamil membisikkan sesuatu pada Dahnil Anzar yang berada di sampingnya.

Suara Nasir Djamil pun mulanya hanya terdengar samar-samar karena ia menutupi mulutnya saat berbicara dengan Dahnli.

Suaranya yang pelan juga kalah dengan suara Aria Bima yang lantang berargumen.

Namun, saat kamera mengarah padanya, Nasir Djamil membicarakan soal Kepala Daerah dengan Dahnil.

"Itu yang kepala daerah...," ujar Nasir Djamil yang terdengar oleh TribunWow.com.

Mendengar perkataan dari Nasir Djamil, Dahnil Anzar dan Ferry Mursyidan pun tertawa sambil melihat Nasir.

Tertawaan BPN ini rupanya beriringan dengan pernyataan Aria Bima yang memberikan sindiran.

"Lain dengan yang sebelah," ujar Aria Bima.

Setelah Aria Bima menjawab pertanyaan Najwa, lalu tiba giliran BPN Prabowo untuk membanggakan jagoannya.

Lihat videonya:



Dalam acara yang sama, kedua tim sukses juga diminta untuk membahas soal Hak Asasi Manusia (HAM).

Di segmen yang membahas soal HAM, Najwa Shihab membahas soal keraguan masyarakat terkait kasus HAM masa lalu yang menyerang calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto.

Namun, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hadir disana menjelaskan bahwa itu hanya stigma politik saja.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Tim Kemenangan Nasional ( TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menganggap, masih terlalu dini bagi BPN untuk menyebut bahwa kasus HAM yang mencatut nama Prabowo itu adalah stigma politik.

"Masih terlalu pagi untuk menyatakan itu stigma politik, karena belum ada penyelidikan soal pak Prabowo itu terlibat atau tidak," tegasnya.

"Tapi, jika kasus pelanggaran HAM berat, terutama kasus 1998 dibuka kembali, dan pak Prabowo yang terpilih sebagai presiden, implikasi apa yang akan dilakukan pak Prabowo?" tanyanya kemudian.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandio, Dahnil Anzar mengibaratkan apa yang disampaikan Arsul Sani sebagai nasi basi.

"Bicara pelanggaran HAM 1998 itu bak nasi basi kemudian dipaksakan disajikan ke publik, meminta publik untuk makan nasi itu," ujarnya.

"Kemudian apa yang terjadi? Publik muak. Publik bosan. Karena itu nasi basi," imbuh Dahnil.

Sorakan dan tepuk tangan pun terdengar dari studio.

"Pernyataan ini menyinggung teman-teman masyarakat sipil loh!" kata Arsul Sani.

Dahnil pun menjelaskan, yang dimaksudnya adalah publik merasa muak karena kasus tersebut terus dipolitisasi.

"Pak Prabowo itu seorang prajurit sejati. Ia berani bertanggung jawab kalau memang ada proses pengadilan dan macam-macam. Jadi tak usah khawatir soal itu," papar Dahnil Kemudian.

Arsul Sani pun diberikan kesempatan untuk menanggapi Dahnil.

Ia mengatakan, ketika Dahnil menilai bahwa kasus itu sudah basi, sementara begitu banyak elemen masyarakat sipil yang masih menuntut, dirinya merasa bahwa Dahnil agak melecehkan masyarakat.

"Kedua, kalau memang komitmen itu ada, sekali lagi, kita menggunakan azas praduga tak bersalah yang mengharapkan jawabannya adalah tentu 'kalau saya terpilih, dan ada penyidikan, saya akan membentuk pengadilan ham berat'. Itu yang seharusnya (disampaikan Prabowo)," katanya.

"Itu tidak basi kalau disampaikan oleh pegiat HAM. Itu jadi basi karena disampaikan oleh Anda-anda (TKN)," Dahnil menginterupsi.

"Begini ya pak, Pak Prabowo itu disekelilingnya itu anak-anak muda. Tapi di sekitarnya pak Jokowi, yang ikut menyetir itu adalah pelanggar-pelanggar HAM," kata Dahnil yang kemudian mendapat tepuk tangan penonton di studio.

Mendengar hal tersebut, Arsul Sani pun mengaku heran.

Ia lantas menyebutkan kelebihan yang dimiliki tim 02 berdasarkan versinya.

"Ini kelebihannya 02. Mereka berani mengatakan yang disekitar pak Jokowi adalah pelanggar HAM, tapi tidak berani mengindikasikan dirinya juga pelanggar HAM. Itu kelebihan Anda yang harus saya akui," tegasnya.

Simak videonya:



BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita