Demokrat Minta Kapolri Jelaskan Penggerudukan Rumah Andi Arief di Lampung

Demokrat Minta Kapolri Jelaskan Penggerudukan Rumah Andi Arief di Lampung

Gelora Media
facebook twitter whatsapp
Demokrat Minta Kapolri Jelaskan Penggerudukan Rumah Andi Arief di Lampung
GELORA.CO - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyebut rumahnya di Lampung didatangi Polisi. Namun dia tidak menyebutkan maksud dan tujuan Polisi mendatangi rumahnya.

Partai Demokrat mempertanyakan cara-cara yang dilakukan Polisi. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik meminta polisi memberikan penjelasan.

"Kami mendesak Kapolri Tito Karnavian segera memberi penjelasan ikhwal percobaan penjemputan paksa oleh polisi terhadap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief ke rumah yang disangka sebagai rumah beliau di Lampung" ujar Rachland, Jumat (4/1) .

Dia mengingatkan polisi, pemanggilan paksa hanya bisa dilakukan polisi setelah seseorang tiga kali tidak memenuhi panggilan. Sampai hari ini, Andi Arief belum pernah sekalipun mendapat panggilan Polisi dalam kasus apapun yang mungkin disangkakan kepadanya.

"Apabila Andi menjadi target operasi Polisi, maka kami menilai Polisi telah melakukan excessive use of power yang sepenuhnya tidak bisa diterima," tegasnya.

Rachland menuturkan, sejak muda Andi Arief dikenal sebagai aktivis yang tak gentar bersuara. Dia juga disebut-sebut ikut membidani kelahiran reformasi dan merawat pertumbuhan demokrasi di negeri ini.

"Dalam pengertian apapun, Andi Arief bukan pelaku kriminalitas yang dapat memberi polisi justifikasi yang masuk akal terhadap upaya penjemputan paksa terhadapnya."

Demokrat memastikan Andi Arief bakal memenuhi panggilan jika memang keterangannya dibutuhkan polisi. Demokrat siap mendampingi Andi Arief memenuhi panggilan polisi. Namun Polisi berkewajiban melakukan tugas tugasnya dalam cara yang menghormati hak-hak sipil, bukan malah melanggarnya.

"Kami menunggu klarifikasi segera dari Kapolri -- termasuk apakah penjemputan paksa itu adalah buah dari pertimbangan otonom hukum atau pesanan dari otoritas politik," tutupnya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyebut rumahnya di Lampung didatangi Polisi. Namun dia tidak menyebutkan maksud dan tujuan Polisi mendatangi rumahnya.

Pernyataan itu disampaikan melalui akun twitternya. Dia menyayangkan langkah ke polisian langsung mendatangi rumahnya. Padahal, Andi berjanji datang ke kantor polisi jika diminta.

"Rumah saya di lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik2 kalau saya diperlukan," tulis Andi Arief melalui akun twitternya.

Kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Andi Arief mempertanyakan langkah tersebut. Dia merasa seolah diperlakukan seperti pelaku kejahatan.

"Pak Kapolri, jangan kejam terhadap rakyat. Salah saya apa. Kenapa saya hendak diperlakukan sebagai teroris. Saya akan hadir jika dipanggil dan duperlukan."

"Ini bukan negara komunis. Penggerudukan rumah saya di lampung seperti negara komunis. Mohon hentikan Bapak Presiden."[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita