Debat Pilpres Perdana: "Keheningan Kiai Ma'ruf" Curi Perhatian

Debat Pilpres Perdana: "Keheningan Kiai Ma'ruf" Curi Perhatian

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sepanjang debat perdana Pilpres 2019 berlangsung, Kamis (17/1/2019) malam, sosok Cawapres KH Ma'ruf Amin paling menyedot perhatian publik. Termasuk para netizen di sosial media.

Ma'ruf menjadi perhatian bukan karena performa atau ketangkasannya dalam berdebat, melainkan karena memiliki porsi berbicara yang sangat kecil dibanding pasangannya, petahana Capres Jokowi. 

Betapa tidak, sepanjang sekitar 2 jam debat berlangsung, Ma'ruf lebih banyak diam dan mendengar. Apalagi, saat awal-awal sesi debat, sang kiai tampak seperti hanya menjadi 'tukang ambil nomor undian' dari sebuah toples yang disodorkan moderator debat.

Selama 40 menit pertama acara debat berlangsung, Jokowi menjawab semua pertanyaan yang diajukan moderator seorang diri.

Bahkan, Ma’aruf Amin sempat menolak melanjutkan pemaparan saat diberi kesempatan berbicara oleh Jokowi. Hal ini ketika kubu 01 mendapat pertanyaan terkait penegakan hukum tanpa diskriminasi di Indonesia.

Ma’aruf Amin menolak permintaan Jokowi untuk melanjutkan pemaparan dengan sinyal melambaikan tangan.

Jokowi sempat mendesaknya. Tetapi, Ma’aruf bergeming dan hanya memberi kalimat singkat, padahal waktu masih tersisa 28 detik.

“Saya mendukung apa yang dikatakan Pak Jokowi,” jawab Ma’aruf datar.

Sementara di kubu seberang, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkesan sudah matang menyiapkan jawaban dengan saling bergantian.

Prabowo di kesempatan menjawab pertama, Sandiaga kemudian melanjutkan sampai habis. Begitu seterusnya.

Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Amien Rais menyayangkan peran Ma'ruf Amin yang nyaris tidak ada dalam debat. Menurutnya, Ma'ruf hampir tidak terlihat berperan apa-apa.

Catatan redaksi TeropongSenayan, dalam debat ini, Ma'ruf memang tercatat hanya sesekali dipersilahkan bicara oleh Jokowi. Diantaranya mengenai masalah disabilitas, terorisme, dan kontraterorisme.

Sedangkan sisanya seluruhnya dilahap Jokowi. Termasuk menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Menanggapi hal ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku mafhum soal performa Ma'ruf Amin yang lebih banyak diam selama debat.

Bahkan, JK memandang, memang sudah hakikat seorang wakil untuk lebih memberi porsi kepada penampil utama, dalam hal ini Capres Jokowi.

"Kan (Ma'ruf) berbicara juga tadi, walaupun ya memang wakil selalu begitu (porsi sedikit). Harus, nomor satu harus lebih banyak daripada nomor dua," kata JK di kediamannya, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2019).

Terpisah, Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang alias OSO, justru memuji performa Ma'ruf Amin. OSO menanggap Ma'ruf mampu menempatkan diri sebagai Cawapres.

"Ya hebat, Kiai Ma'ruf dapat menahan dirinya untuk tidak menjawab. Dia berikan kesempatan kepada calon presiden," kata OSO usai debat di Hotel Bidakara, Jakarta.

OSO menilai porsi Ma'ruf yang minim bicara sudah tepat, karena menurutnya, kehadiran Jokowi sudah mampu mencerminkan jawaban keduanya.

"Kenapa begitu? Karena dia memamg seorang wakil. Wakil itu biasanya presiden tidak ada, dia (baru) mewakili," jelas OSO.

TKN Akan Evaluasi Manajemen Waktu Ma'ruf Amin

Sementara itu, Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Romahurmuziy mengaku bakal mengevaluasi manajemen waktu Ma'ruf Amin dalam menyampaikan pernyataan dalam debat selanjutnya.

"Yang pasti time menagement karena ini debat pertama bagi Kiai Ma'ruf juga. Itu akan menjadi sangat concern kita," kata Romahurmuziy, ditemui usai debat.

Romi panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa seharusnya Ma'ruf lebih banyak berbicara menganai isu dari sisi Islami. 

Tak hanya itu, Ma'ruf nantinya juga bakal dilatih tentang penggunan intonasi dalam mengungkapkan pernyataan.

Selain itu, Romi juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi pemilihan kata yang diucapkan oleh Jokowi.

"Saya berkali-kali mengingatkan kita setting sebagai ulama ada ayat dan hadist, mestinya disampaikan tapi (tadi) belum disampaikan," kata Romi.

"Saya juga sampaikan kepada Pak Jokowi sebagai incumbent memerlukan istilahnya diksi telah sedang dan akan. Kalimat begitu itu enggak muncul," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto, juga mengakui bahwa Ma'ruf sedikit berbicara dalam debat sesuai dengan pembagian tugas.

"Bukan sangat sedikit, pembagian tugas seperti itu, karena memang kiai Ma'ruf betul-betul membantu Pak Jokowi, melengkapi Pak Jokowi," kata Hasto usai nonton bareng debat di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta. [ts]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita