Sempat Berpikir Megawati adalah Presiden Terburuk, Ferdinand: Ternyata Jokowi Lebih Buruk

Sempat Berpikir Megawati adalah Presiden Terburuk, Ferdinand: Ternyata Jokowi Lebih Buruk

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengungkapkan pendapatnya soal Presiden dan Mantan Presiden Indonesia.

Hal ini diungkapkan Ferdinand melalui Twitter miliknya, @Ferdinand_Haean, pada Kamis (20/11/2018).

Mulanya, ia menganggap Mantan Presiden Megawati merupakan presiden terburuk yang pernah memimpin Indonesia.

Namun, ia mengaku bersalah sempat memiliki anggapan tersebut dan sekarang ia mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi dinggap menjadi presiden terburuk karena membuat neraca dagang negara defisit hingga 7 miliar dolar.

"Dulu saya sempat berpikir, Megawati adalah presiden terburuk. Ternyata saya salah, @jokowi masih lebih buruk.

Jokowi presiden pertama yang berhasil membuat neraca dagang bangsa DEFISIT sebesar US$ 7 M

Luar biasa daya rusaknya terhadap ekonomi," tulis Ferdinand.

Diketahui, kritisi Ferdinand tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat nerada perdagangan Indonesia mengalami defisit di November 2018.

Nilai yang dicatatatkan naik dibanding Oktober 2018 yang mencapai 1,82 miliar dolar.

Sementara pada November 2018, defisit mencapai 2,05 miliar dolar.

Dilihat secara kumulatif dari periode Januari hingga November 2018, defisit neraca perdagangan Indonesia telah mencapai 7,52 miliar dolar.

Defisit tersebut terjadi karena nilai ekspor yang menurun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor dikarenakan terjadi penurunan harga di sejumlah komoditas di pasar dunia baik di sektor migas maupun nonmigas.

"Untuk nonmigas, ada penurunan harga pada komoditas minyak kernel, minyak sawit mentah, batu bara, dan nikel," ujarnya pada Tribunnews di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).

Sebelumnya, Jokowi juga menyoroti soal neraca perdagangan Indonesia yang terus defisit dari waktu ke waktu.

Jokowi juga mengaku bahwa impor lebih besar dibanding dengan ekspor.

Untuk itu, Jokowi mendorong pelaku usaha untuk terus berusaha agar produk-produk mereka bisa diekspor ke luar negeri.

"Ekspor harus lebih besar dari impor, saya menghargai usaha keras saudara-saudara untuk masuk ke pasar ekspor," kata Presiden saat membuka acara di depan pengusaha, Rabu (24/10/2018).

Dilansir dari Kompas.com, menurut Jokowi, para pelaku usaha di Indonesia bisa melirik pasar-pasar yang selama ini belum banyak disentuh importir, seperti Asia Selatan dan Afrika.

Ia memastikan pemerintah selalu mengupayakan untuk memberi insentif bagi perusahaan dengan angka ekspor yang tinggi. [wow]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita