Pernyataan Kebencian Basarah PDIP Bilang Soeharto Guru Korupsi Lukai Rakyat Indonesia

Pernyataan Kebencian Basarah PDIP Bilang Soeharto Guru Korupsi Lukai Rakyat Indonesia

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tuduhan Ahmad Basarah bahwa Soeharto guru korupsi merupakan tuduhan keji yang sangat serius.

"Sungguh sangat menyakitkan perkataan yang diucapkan oleh seorang politisi senior dari Partai PDIP Ahmad Basarah, yang mengatakan Soeharto adalah bapak koruptor," kata Ketua Umum Hasta Mahardika Soehartonesia (HMS), Giyanto H Prayitno, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/12/2018).

Menurut Giyanto H Prayitno, Ahmad Basarah merasa benar dengan mengutip TAP MPR XI tahun 1998 sebagai dasar landasan berpijak.

"Faktanya sangatlah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sulit dipercaya seorang politisi kawakan yang menjabat sebagai wasekjen DPP PDIP dan sekaligus sebagai anggota MPR RI dapat melakukan tindakan yang sangat tidak elegan dan sangat mencederai nilai-nilai etika politik dan hukum," katanya.

Giyanto H Prayitno menyatakan, bagaimana mungkin seorang anggota dewan yang terhormat dapat berbicara tanpa pertimbangan dan etika seperti itu, dengan menuduh mantan Presiden RI 2 itu sebagai bapak koruptor hanya dengan acuan TAP MPR XI 1998, sungguh sebuah sifat yang tak patut untuk ditiru.

"Tuduhan tanpa dasar tersebut sangat mencederai etika hukum dan politik tanah air dan juga yang mengundang protes serta emosi para pengagum mantan Presiden RI Ke 2 itu dan juga sebagian besar masyarakat Indonesia, yang mana hal ini dapat dikategorikan sebagai hasutan, pencemaran nama baik atau ujaran kebencian, yang bersifat provokasi, yang dapat mengganggu stabilitas politik dan keamanan negara," katanya.

Menurut Giyanto H Prayitno, sosok HM Soeharto adalah pemimpin negara yang kharismatik, bijaksana, bersahaja, dan penuh kesederhanaan dalam masa hidupnya, bahkan dihari tua nya beliau hidup dalam keprihatinan dan tanpa perhatian dari pemerintah.

"Kenyataan tersebut pernah diceritakan Yusril Ihza Mahendra mantan Mensesneg era presiden Sby saat diwawancarai oleh CNN medio 25 Mei 2004," katanya.

Dalam kutipan pembicaraan Yusril dengan pak Harto saat itu:

"Dia bilang, 'Ril, lihat tuh, rumah bocor-bocor'," katanya menceritakan kisah pilu ini.

"Pak Harto bilang, 'saya sudah enggak punya duit," kata Yusril Ihza Mahendra.


Demikian cuplikan percakapan mereka yang membuat Yusril yang kala itu menjabat sebagai Mensesneg begitu terharu, karena bagaimana mungkin seorang mantan Presiden RI hidup dalam keprihatinan dan tanpa perhatian dari pemerintahan selanjutnya.

"Tentang landasan Ahmad Basarah dalam statement-nya yaitu TAP MPR XI 1998, tidak sedikitpun tertulis ada nama Soeharto, tapi TAP MPR XI 1998 tersebut berlaku kepada Presiden dan atau mantan Presiden serta pimpinan dan pejabat negara lainnya selain pak Harto," katanya.

Menurut Giyanto H Prayitno, itu artinya rakyat bisa menanyakan dan meminta kejelasan tentang kasus-kasus korupsi atau terindikasi korupsi lainnya seperti tentang penjualan atau lepasnya Indosat, pulau Sipadan dan Ligitan, atau kejelasan tentang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), serta kasus-kasus lainnya, yang menyangkut keuangan negara maupun kedaulatan negara yang terindikasi KKN.

Persis seperti dikatakan Prof Dr Mahfud MD dalam di forum ILC, beberapa waktu yang lalu:

"Apakah kita merasa tidak berdosa kepada pak Harto karena telah melengserkannya dengan alasan korupsi, sementara korupsi yang terjadi saat ini setelah reformasi, justru lebih parah," katanya.

Karena itu, Giyanto H Prayitno mengajak untuk berlaku adil dan jernih.

"Marilah kita mencoba bersikap cerdas dan proporsional dalam menyikapi segala permasalah bangsaa ini dengan arif dan bijaksana sebagaimana yang dicerminkan Bapak HM Soeharto," katanya.

Demikian pernyataan tertulis Ketua Umum Hasta Mahardika Soehartonesia (HMS), Giyanto H Prayitno, Sabtu (1/12/2018). [trb]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita