Anggaran Dipangkas, Peralatan BMKG Memprihatinkan

Anggaran Dipangkas, Peralatan BMKG Memprihatinkan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tidak ada peringatin dini Tsunami di Selat Sunda menjadi cambuk buat pemerintah. Pasalnya, BMKG tidak mempuyai alat pendeteksi dini tsunami yang diakibatkan oleh kegiatan vulkanik di sekitar Selat Sunda.

"Peralatan BMKG kondisinya sangat memperhatinkan dari sisi jumlah maupun kualitas yang perlu dilakukan kalibrasi," kata Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono saat dihubungi, Senin (24/12/2018).

Bambang membandingan dengan negara Jepang yang sama-sama negara kepulauan dan mempuyai potensi tsunami sangat besar. Tapi peralatan di Jepang sudah sangat cangih.

"Padahal wilayah kita hampir 7 kali lipat dari wilayah mereka dan disini kita butuh peralatan infrastruktur peralatan, sekaligus merawat peralatan yang ada," tegasnya.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, sistem peringatan dini tsunami yang dimiliki BMKG saat ini hanya khusus memantau gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik atau gempa bumi, bukan vulkanik.

"Jadi karena ini dipastikan akibat vulkanik maka tidak ada early warning," kata Rahmat Triyono di Jakarta belum lama ini.

Rahmat menjelaskan, tsunami yang melanda Banten dan Lampung terjadi pada Sabtu (22/12) malam, sehingga secara visual aktivitas gunung Anak Krakatau tidak bisa dilihat. Sedangkan, kata dia, jika terjadi siang hari erupsi bisa dilihat.

BMKG juga sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi sejak Sabtu malam namun diketahui sensor Badan Geologi untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau rusak akibat erupsi sebelumnya sehingga tidak tercatat. [ts]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita