Yusril Tidak Bisa Pisahkan Posisi Politik Dan Profesinya

Yusril Tidak Bisa Pisahkan Posisi Politik Dan Profesinya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra tidak bisa begitu saja memisahkan antara posisi politiknya sebagai pimpinan partai dengan keputusan untuk menjadi penasehat hukum pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Renanda Bachtar menegaskan bahwa putusan Yusril itu merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan.

Dengan kata lain, Yusril dan PBB sudah barang tentu merapat ke kubu pasangan nomor urut 02 itu ketika dia memutuskan untuk menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma’ruf.

"Dia menjadi pengacara kan tidak bisa dipisahkan antara pribadi dengan posisi dia sebagai pemimpin PBB," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/11).

Renanda kemudian mencontohkan sikap Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai mantan Presiden RI, SBY tentu bisa saja menawarkan diri untuk menjadi mentor bagi Jokowi.

"Pak SBY bisa bilang, saya jadi konsultan politik Jokowi bukan dalam konteks ketua umum Demokrat, tapi sebagai mantan presiden yang kemudian menjadi supermentornya Pak Jokowi yang sedang memerintah," jelasnya.

Hanya saja, kata Renanda, SBY tidak melakukan itu karena bagaimanapun dia adalah ketua umum partai yang menyatakan tidak mendukung pemerintah.

"Karena Pak SBY tahu batas," demikian Renanda. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita