Yusril: Bisakah Kita Tetap Menghormati seperti Natsir-Aidit?

Yusril: Bisakah Kita Tetap Menghormati seperti Natsir-Aidit?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra bergabung menjadi pengacara Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Yusril berharap hubungannya dengan kubu yang berseberangan tetap terjaga seperti pemimpin Masyumi M Natsir dengan pemimpin PKI DN Aidit.

"Ketika saya beda dengan Anda dalam hal yang sebenarnya tidak ideologis, yakni kesediaan saya menjadi lawyer Jokowi-Ma'ruf, bisakah kita tetap baik antar-sesama dan saling menghormati seperti Mohammad Natsir dengan DN Aidit?" ujar Yusril dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/11/2018).

Dalam sejarahnya, Natsir dan Aidit memiliki pandangan atau ideologi yang berbeda. Natsir memiliki ideologi Islam, sedangkan Aidit dengan pemikiran komunis. Keduanya pernah berdebat sengit. Meski begitu, perbincangan menjadi cair ketika Aidit membawakan secangkir kopi untuk Natsir seusai debat.

Kembali ke Yusril. Sebelumnya ia cenderung berada di kubu yang berseberangan dengan Jokowi. Yusril pernah mengikuti Ijtimak Ulama II, yang juga dihadiri Prabowo Subianto, hingga menjadi pengacara eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Oleh sebab itu, Yusril berharap keputusannya menjadi pengacara Jokowi tidak menjadi persoalan.

"Bisakah kita menghentikan segala macam hujatan hanya karena kita beda dalam menentukan pilihan dan beda dalam strategi politik?" kata Yusril.

Sebelumnya, keputusan Yusril menjadi kuasa hukum pasangan nomor urut 01 itu diambil setelah bertemu dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir. Yusril menyatakan dirinya tak dibayar.

"Saya memutuskan untuk setuju dan menjadi lawyer-nya kedua beliau itu. Pak Erick mengatakan bahwa jadi lawyer Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ini prodeo alias gratis tanpa bayaran apa-apa. Saya bilang saya setuju saja," ujar Yusril, Senin (5/11). [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA