Usai Penuhi Panggilan Bawaslu Soal Pose Satu Jari di IMF, Begini Kata Luhut

Usai Penuhi Panggilan Bawaslu Soal Pose Satu Jari di IMF, Begini Kata Luhut

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Kamaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani memenuhi panggilan Bawaslu RI soal dugaan pelanggaran kampanye gara-gara pose satu jari di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, Senin (15/10).

Kehadiran Luhut dan Sri Mulyani di kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (2/11) tak diketahui. Mereka diperiksa bergantian oleh tim Bawaslu. Tak lama Luhut keluar dan menyatakan dia sudah menjelaskan aksinya itu bukan kampanye.

"Ya dijelaskan enggak ada (kampanye), boro-boro mikir kampanye. Kita masih sibuk dengan kerja di sana. Kan semua enggak ada, tidak ada dalam urusan kampanye," ucap Luhut usai pemeriksaan.

Menurutnya, aksi pose satu jari di pertemuan IMF-World Bank itu adalah spontan, tidak merujuk kepada nomor urut Jokowi-Ma'ruf Amin, namun dia berkilah ingin menyebut Indonesia nomor satu.


"Ya spontan terjadi saja. Kita bilang Indonesia nomor satu, great Indonesia. Meluapkan kegembiraan bersama Lagarde (Direktur IMF Christine Lagarde) dan Yong Kim (Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim), bilang bahwa tidak terbayangkan bahwa Indonesia mampu membuat pertemuan IMF-World Bank ini pada tataran kelas dunia," kilahnya.

"Indonesia itu membawa, mengangkat Indonesia pada standar yang lebih tinggi dari yang kami bayangkan. Itu saja. Jadi kami boro-boro mikirin kampanye," imbuh politikus senior Golkar itu.

Saya bilang Indonesia nomor satu dibilang kampanye lagi. Saya kan bilang gini Indonesia nomor satu, dua tangan.
- Luhut Pandjaitan

Luhut juga mengaku sudah membaca aturan kampanye dalam UU Pemilu, dan tidak ada ketentuan yang dilanggar. "Ya kalau dari saya baca undang-undangnya tadi tuh enggak ada yang saya langgar," pungkasnya.

Dalam penutupan Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali lalu, Luhut mengarahkan Direktur IMF, Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim untuk mengacungkan salam satu jari, sementara Sri Mulyani kedapatan menjelaskan kepada Lagarde, 'Two is for Prabowo, One is Jokowi'. [kmp

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA