Soal Reuni 212, Istana Anggap Masyarakat Takut Lihat Bendera Tauhid

Soal Reuni 212, Istana Anggap Masyarakat Takut Lihat Bendera Tauhid

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengimbau kepada para panitia penyelenggara Reuni Akbar 212 untuk meninjau ulang rencana kegiatan mereka di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018) ini. Dia menganggap acara reuni tersebut bakal memunculkan rasa takut kepada masyarat.

“Imbauan saya, ya perlu dipikirkan ulang kegiatan-kegiatan yang justru tidak memberi rasa damai. Kan begitu,” ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Menurut mantan panglima TNI itu, komunitas masyarakat tertentu merasa takut jika bendera tauhid yang besar dibentangkan dalam acara Reuni 212. “Masyarakat kita itu melihat bendera hitam sudah ketakutan. Kenapa kita mesti menebarkan rasa takut kepada masyarakat? Kan begitu. Secara psikologis itu yang dihadapi masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, penanggung jawab acara Reuni 212, Slamet Maarif mengatakan, nuansa keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan akan mewarnai Reuni Akbar 212 tahun ini. Perpaduan nuansa keagamaan dan kebangsaan itu secara simbolis ditampilkan dengan membentangkan bendera tauhid dan bendera Indonesia secara bersamaan.

“Umat juga insya Allah akan disatukan dengan pengibaran bendera tauhid dan merah putih,” ujar Slamet, Selasa (27/11/2018) lalu. [inews]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita