Sandiaga Uno Siap Undang Jokowi Adu Data Harga Pangan

Sandiaga Uno Siap Undang Jokowi Adu Data Harga Pangan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon Wakil Presiden RI Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara terkait perbedaan harga bahan pangan versinya dan Presiden Joko Widodo. Seperti diketahui, Sandi kerap mengucapkan harga pangan cukup mahal, sedangkan menurut Jokowi, harga pangan stabil.

Sandiaga mengatakan, apa yang disampaikan olehnya merupakan realitas yang terjadi di wilayah.

"Ini kan menjadi kenyataan realitas, Presiden Jokowi tentunya punya data yang disampaikan, dan sebagai Kepala pemerintahan presiden kan memiliki data-data makro. Saya mengumpulkan data-data mikro, saya bertemu dengan ibu-ibu, kemarin ada ibu Sumitra di Bogor, tinggalnya deket sekali sama tempat Pak Jokowi berbelanja, tapi dia menyatakan harga-harga mahal," kata Sandiaga Jumat 30 November 2018

Sandiaga mengumpulkan data secara teliti. Bahkan timnya mencatat di daerah mana terjadi pelonjakan dan didata secara detail identitas warga yang mengatakan harga bahan pokok itu mahal "Ini datanya kami by name by address kami catat," ujarnya

Sandiaga menjamin bahwa warga yang menjadi menyatakan harga pangan mahal bukanlah simpatisannya. Bahkan, mantan Wagub DKI ini meminta sejumlah pihak yang tidak percaya untuk datang langsung ke lokasi untuk mengecek kebenaran tersebut.

"Ini yang kami kumpulkan, cerita-cerita seperti ini yang menjadi bahan masukan untuk kita memastikan harga-harga tidak meningkat tajam," ujarnya

Sandiaga yang saat ini juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) berniat mengundang Jokowi, karena akan menggelar Musyawarah Nasional. Pada kesempatan tersebut, Ia akan menyampaikan data-data pangan di lapangan.

"Kami akan mengundang bapak Presiden, nanti data-data temuan itu disampaikan dan menjadi diskursus yang sangat menarik, diskursus yang berorientasi mempersatukan pandangan pandangan kebijakan yang terbaik untuk hal yg paling ditanyakan oleh emak-emak, ibu-ibu, harga bahan pokok. Ini yang harus kita solusikan selama 138 hari ke depan," ujarnya [vva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita