Menko Luhut: Saya Bingung kalau Ada yang Bilang Utang Kita Menumpuk

Menko Luhut: Saya Bingung kalau Ada yang Bilang Utang Kita Menumpuk

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan angkat bicara soal kritikan sejumlah pihak soal utang pemerintah. Apalagi, saat utang dikaitkan untuk mengimpor bahan pangan.

"Kalau ada yang ngomong kita utang bertumpuk saya bingung. Kita salah satu utang yang paling rendah di dunia. Jadi enggak betul itu, asbun (asal bunyi) saja," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Dia menuturkan, Bank Dunia telah menyampaikan utang pemerintah Indonesia sangat rendah dibanding negara-negara lain di samping APBN yang makin kredibel. Hal ini, kata dia, bertolak belakang dengan kritik yang muncul di dalam negeri.

"Kita enggak ada masalah soal financing. World Bank itu bilang state budget kita tuh kredibel. Jadi kalau ada yang ngomong utang numpuk, orang World Bank itu malah bilang, utangnya kok sedikit kali," ujar dia.

Menurut Luhut, pemrintah tidak kekurangan uang. Penerimaan pajak tahun ini disebutnya positif. Apalagi, perekonomian terus tumbuh. "Kamu kan bisa lihat datanya, negara kita enggak miskin amat," katanya.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Singapura itu menyarankan kepada pihak-pihak yang mengkritik utang pemerintah untuk membaca data yang terpercaya dan kredibel.

Sebelumnya, calon Presiden Indonesia periode 2019-2024 nomor urut 2 Prabowo Subianto sempat mengkritik kinerja elit politik Indonesia. Menurutnya, pemerintah melakukan kesalahan dengan mengambil utang untuk mengimpor pangan.

"Utang perlu dan utang bisa. Kalau utang digunakan untuk produksi. Ternyata utang kita digunakan untuk impor, impor dan merugikan rakyat sendiri," kata Prabowo di Yogyakarta, Rabu (28/11/2018).

Prabowo juga mengatakan, saat ini Indonesia bisa berjalan dengan adanya utang yang sudah menumpuk. "Bangsa kita hidup dari utang. Bayar gaji dari utang. Bisa berbuat apa-apa dengan utang. Ini bukan ekonomi bisa langgeng, bisa lanjut. Tidak ada negara yang bisa hidup hanya dari utang," tuturnya. [in]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita