Ketimbang Genderuwo, Rakyat Lebih Takut Harga Kebutuhan Pokok Naik

Ketimbang Genderuwo, Rakyat Lebih Takut Harga Kebutuhan Pokok Naik

Gelora News
facebook twitter whatsapp
jokowi genderuwo

GELORA.CO - Istilah politikus genderuwo yang digunakan Presiden Jokowi dinilai tidak tepat dilontarkan di era milenial. Di era ini, kemajuan teknologi dan informasi berkembang, sehingga tidak lagi percaya tentang mitos hantu menakutkan tersebut.

"Ini kan era milenial. Masa masih saja bawa-bawa genderuwo? Apalagi genderuwo ini kan hanya mitos,” jelas Jurubicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/11).

Andre menyebut bahwa di zaman yang sudah maju ini, masyarakat justru takut dengan masalah ekonomi yang sedang dihadapi bangsa. Sebab hal itu berhubungan langsung dengan nasib mereka dalam bertahan hidup.

“Rakyat tetap lebih takut jika melihat harga kebutuhan pokok dan kondisi ekonomi," ujar wasekjen DPP Partai Gerindra itu.

Andre juga mengingatkan, sebagai presiden sebaiknya Jokowi lebih melihat atau berbicara mengenai masa depan bangsa. Bukan berkutat dengan istilah atau mitos yang tidak ada kaitannya dengan cara memperbaiki kondisi ekonomi bangsa.

"Lebih baik pikirkan bagaimana nilai tukar rupiah kuat menghadapi dolar. Bagaimana janji lapangan kerja untuk anak bangsa. Bagaimana menurunkan harga-harga. Itu yang harus dipikirkan,” tegasnya.

Dengan begitu, kata Andre, janji sewaktu Pilpres 2014 lalu bukan sebatas isapan jempol yang menipu rakyat. Dia pun akhirnya berasumsi bahwa janji Jokowi itu juga sebagian dari halusinasi.

“Jangan-jangan janji yang banyak tak dipenuhi jokowi itu juga halusinasi," pungkas Andre. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita