Elite Demokrat: Hampir Tiap Hari Jokowi Lontarkan Narasi Tak Berkelas

Elite Demokrat: Hampir Tiap Hari Jokowi Lontarkan Narasi Tak Berkelas

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo kembali melontarkan pernyataan heboh soal banyak 'kompor' yang bikin Pilpres 2019 jadi panas. Ucapan Jokowi direspons kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand yang merupakan anggota advokasi BPN itu menilai pernyataan Jokowi itu hanya pengalihan kegagalannya.

"Apa yang disampaikan oleh Jokowi belakangan ini, semua narasi yang disampaikan tidak lebih dari sekadar mengalihkan fokus masyarakat dari kegagalan pemerintah, kegagalan Jokowi," kata Ferdinand ketika dihubungi, Minggu 25 November 2018.

Menurut dia, Jokowi sendiri banyak mengeluarkan pernyataan tidak berkelas belakangan ini. Bukannya menjelaskan solusi masalah ekonomi dan sebagainya. Ia menyindir status Jokowi yang merupakan kepala negara.

"Hampir tiap hari Jokowi melontarkan narasi-narasi yang tak berkelas, tidak bernilai kebangsaan dan tidak menjelaskan bagaimana Jokowi akan menyelesaikan masalah ekonomi yang merosot ini akibat kinerjanya yang rendah dan buruk," ujar Ferdinand.

Bagi Ferdinand, Jokowi seperti hanya ingin memantik perdebatan di publik dengan ucapan diksi versinya.

"Jokowi hanya ingin memberi umpan perdebatan dan pergunjingan ke tengah publik agar lupa masalah sesungguhnya yang dihadapi bangsa saat ini," sebutnya.

Ferdinand menyarankan agar semua pihak tidak usah menghiraukan Jokowi dengan segala narasi pengalihan isunya. Dia menyebut banyak permasalahan lain yang penting disoroti oleh masyarakat.

"Jadi tidak perlu Jokowi ditanggapi berlebih, karena itu hanya mengalihkan fokus publik dari masalah yang sesungguhnya dan mengalihkan perhatian publik dari kegagalan Jokowi memimpin," kata Ferdinand.

Sebelumnya, Jokowi menyinggung, kondisi di masyarakat di tahun politik saat ini banyak yang saling hujat dan tidak tegur sapa. Kata dia, persoalan ini lantaran karena ada pihak-pihak yang mengompori.

"Ini karena banyak kompor, karena dipanas-panasi, dikompor-kompori jadi panas semuanya," ujarnya usai menerima gelar adat Raja Balaq Mangku Negara, di Griya Agung, Kota Palembang, Sabtu 25 November 2018. [viva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA