Bagikan 200 Buku di Magetan, Prabowo Minta Masyarakat Teladani Gubernur yang Dibunuh Pasukan Pro PKI

Bagikan 200 Buku di Magetan, Prabowo Minta Masyarakat Teladani Gubernur yang Dibunuh Pasukan Pro PKI

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Datang ke Ponpes Sabilil Muttaqien (PSM) di Takeran, Kabupaten Magetan, Rabu (31/10/2018) siang, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto meninggalkan oleh-oleh.

Ketua Umum Gerindra ini memberikan 200 buku berjudul Paradoks Indonesia, kepada pengurus pondok.

Prabowo mengatakan, selama ini ia banyak berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia.

Ia banyak mendapat temuan dan pandangan yang kemudian dia tuangkan di dalam buku, yang ia beri judul Paradoks Indonesia.

"Paradoks itu artinya kejanggalan, kejanggalan itu bermula dari pemikiran saya, kurang lebih 20 tahun yang lalu. Bagaimana mungkin negara yang begini kaya, dengan sumber alam yang luar biasa yang tidak ada tandingannya di dunia, kecuali mungkin Rusia, Kanada, Amerika Serikat, Brazil," katanya.

Dia mengatakan, menurut badan dunia (tidak spesifik disebutkan) Indonesia dinilai sebagai negara ke-6 terkaya di dunia dari segi sumber alam.

Namun, masih banyak rakyatnya yang masih miskin.

"Jangan terlalu cepat tepuk tangan, negara yang paling kaya dengan sumber daya alam, tetapi rakyatnya masih banyak terlalu banyak yang miskin. Jadi ini yang menjadi kejanggalan," ujarnya.

Ia mengatakan, kedatangannya ke PSM Takeran bukan untuk berkampanye atau meminta dukungan dari kyai dan ulama.

"Saya ini tidak kampanye, saya tidak tidak minta dukungan, kalau saya kampanye saya pasti bilang tolong pilih a, pilih b, atau c.

Saya hanya meningalkan oleh-oleh, saya berniat meninggalkan buku yang saya tulis sebagai sumbangan pemikiran.

Sebagai anak bangsa yang punya tanggung jawab akan masa depan bangsa dan negara saya menulis pemikiran-pemikiran saya," kata Prabowo, saat memberikan sambutan di hadapan ribuan santri.

Dia mengatakan, buku tersebut dia tulis berdasarkan data dan sudah diedarkan sejak dua tahun yang lalu.

Sengaja, buku tersebut ia bagikan ke ponpes karena pesantren dan ulama punya peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.

"Saya menulis pandangan saya berdasarkan data, berdasarkan fakta hitam di atas putih dan sudah beredar sejak dua tahun, dan saya tinggalkan beberapa buku di pondok pesanteren ini. 200 buku. kalau perlu saya akan kirim lebih.

Kenapa? karena saya berpendapat, bahwa pesantren ulama punya peran yang penting dalam masyarakat yang mayoritasnya muslim," kata Prabowo Subianto.

Dia berharap, buku berisi kumpulan pidatonya tersebut dapat bermanfaat dan ilmu di dalamnya dapat disebarluaskan kepada generasi yang akan datang.

"Ulama, ustad, kiai adalah mereka yang mendarmabaktikan hidupnya untuk mempelajari ilmu agama, dan setelah dikuasai untuk disebarluaskan, untuk didik, diajarkan kepada generasi yang akan datang. Jadi saya percaya para ulama, para kyai adalah tokoh yang paling dekat dengan rakyat," katanya.

Minta masyarakat teladani Gubernur Suryo

Prabowo Subianto, calon presiden (Capres) nomor urut 02, minta warga meneladani sikap Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo (Gubernur Suryo) pahlawan nasional, yang berhasil mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah bangsa asing.

"Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ada di Jakarta, tapi ujian kemerdekaan itu ada di Jawa Timur, di Surabaya," kata Prabowo Subianto saat dicegat wartawan, seusai ziarah makam Gubernur Suryo di komplek makam keluarga di Sawahan, Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Rabu (31/10/2018).

Diungkapkan Prabowo, seusai proklamasi kemerdekaan, pasca terbunuhnya Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern (AWS) Mallaby, pimpinan tentara Inggris yang menduduki Surabaya, kemudian Inggris mengeluarkan ultimatum agar pejuang, tentara, polisi dan tokoh masyarakat Indonesia agar menyerahkan diri dalam waktu 24 jam.

"Ultimatum agar rakyat Jawa Timur menyerahkan diri, termasuk menyerahkan seluruh persenjataan, diterima Presiden Sukarno yang kemudian disampaikan langsung kepada Ario Surya atau Surya, Gubernur Jatim pertama pribumi.

Mendapat ancaman itu, Ario Suryo bukannya menyerah, tapi malah memilih lebih baik hancur dari pada menyerah kepada penjajah,"ujar Prabowo.

Sikap ksatria itu, lanjut Prabowo, menjadikan Gubernur Suryo sebagai satu di antara pahlawan nasional yang menjadi idolanya sejak di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), sebelum berganti nama Akademi Militer (Akmil) sampai sekarang ini.

"Kita patut berbangga punya Gubernur Suryo, tentunya juga warga Magetan. Karena yang dilakukan Gubernur Suryo, memilih hancur lebur dari pada menyerah, merupakan menjaga martabat bangsa. Seandainya Gubernur Suryo dulu memilih menyerah, Republik Indonesia, mungkin sudah tidak ada,"kata Prabowo dengan suara bergetar.

Karena itu, tambah Prabowo, mengajak warga Magetan dan Indonesia, meneladani sikap ksatria yang ditunjukan Gubernur Suryo, yang membela Republik Indonesia sampai titik darah penghabisan, dan gugur di tangan pasukan pro PKI, dan jenazahnya ditemukan di hutan wilayah Desa Bago, Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, pada Bago, 10 September 1948, di usia ke 50 tahun.

Kunjungan Prabowo Subianto ke makam pahlawan nasional Gubernur Suryo di Sawahan, Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan/Kabupaten Magetan ini merupakan yang pertama kalinya.

Meski sebelumnya beredar kabar, Prabowo Subianto akan berziarah ke makam Gubernur Suryo, namun beberapa kali urung.

Kali ini Prabowo Subianto, berkunjung ke Magetan sebelum ke Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilil Muttaqien (PSM), Takeran, Magetan dan Ponpes Alfatah, Temboro, Karas, Karangrejo, Magetan, yang pertama kali dipilihnya, ziarah ke komplek makam Gubernur Suryo.

Baru setelah dari Makam Gubernur Suryo, Prabowo yang ditemani mantan Kapolda Jatim Irjem purn Anton Setiadji, melanjutkan berkunjung ke PSM Takeran.

Setelah dari Ponpes Sabilil Muttaqien Takeran, Prabowo dan rombongan istirahat di Hotel Aston, Kota Madiun, dan sekitar pukul 17.00 WIB berkunjung ke Ponpes Alfatah, Temboro, sampai selesai salat Imsyak dan baru, Kamis (1/11/2018) berkunjung ke Ponpes Modern Gontor, Ponorogo.

Tak berniat kampanye

Prabowo mengatakan, kedatangannya ke PSM Takeran bukan untuk berkampanye atau meminta dukungan dari kiai dan ulama.

"Saya harus patuh dengan aturan, karena sekarang aturan sudah ketat saya tidak boleh berkampanye di pesantren, saya tidak ada niat berkampanye dan saya datang ke sini tidak ada niat untuk minta dukungan dari para kiai dan ulama, tidak," kata Ketua Umum Gerindra ini saat memberikan sambutan di hadapan ribuan santri PSM Takeran, Rabu (31/10/2018) siang.

Ia menuturkan, para ulama, kiai, guru besar, ustaz, adalah orang-orang yang bijak, orang-orang yang memiliki ilmu dan pemahaman.

Sehingga, menurutnya sangat tidak pantas, apabila dia datang ke ponpes hanya untuk sekadar meminta dukungan.

"Saya punYa pendapat, kiai, guru besar, ustaz, adalah orang-orang yang bijak, orang-orang yang punya ilmu yang punya pemahaman, dan tidak pantas kita datang minta dukungan.

Kita yakin kearifan, kemampuan intelektual tokoh tersebut pada saatnya nanti setelah merenung, minta petunjuk dari yang maha kuasa, pada saatnya mereka para kyai, para guru besar, para ulama, para ustadz, mereka akan mengambil sikap dan keputusan yang paling bijak, yang berguna bagi masyarakat secara keseluruhan," kata Prabowo.

Beberapa minggu ini, ia ditemani oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan berkeliling ke sejumlah pesantren di berbagai daerah.

Kedatangannya ke PSM Takeran dan juga pondok pesantren di daerah, adalah untuk meminta masukan dan nasehat dari para kiai dan ulama.

Sebab, menurutnya, kiai dan ulama adalah tokoh yang paling dekat dengan rakyat dan mengetahui masalah yang sedang dihadapi masyarakat di daerahnya masing-masing.

"Jadi saya percaya para ulama para kiai adalah tokoh yang paling dekat dengan rakyat. Elite-elite di Jakarta itu sudah jauh dari rakyat, kadang mereka tidak tahu apa yang dirasakan oleh rakyat mereka hanya lihat dari jauh, padahal kondisinya sangat berbeda dengan yang sesungguhnya, oleh karena itu saya beberapa minggu ini keliling kabupaten-kabupaten," imbuhnya.

Siang itu, kedatangan Prabowo ditemani oleh Zulkifli Hasan disambut langsung oleh pemimpin Ponpes PSM Takeran, Gus Amik yang bernama asli Miratul Mukminin, dan juga pengasuh Pesantren Cokrokertopati Ibnu Sabil Takeran, Magetan, Kiai Zuhdi Tafsir. [tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita