Tak Sembarang Orang Bisa Masuk ke Perumahan James Riady

Tak Sembarang Orang Bisa Masuk ke Perumahan James Riady

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Satu per satu petinggi tempat yang dicurigai terdapat barang bukti kasus dugaan suap perizinan megaproyek Meikarta digeledah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Setelah rumah tersangka Direktur PT Operasional Lippo Grup Billy Sindoro, giliran rumah Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group, James Riady, yang berada di Kompleks Taman Golf, Jalan Boulevard Palem Raya, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banetn, digeledah petugas lembaga anti-rasuah pada Kamis (18/10).

Pantauan Tribun, tidak semua orang bisa masuk dalam komplek perumahan yang dihuni oleh james Riady. Apalagi, petugas keamanan komplek perumahan makin memperketat pasca-penyidik KPK menggeledah rumah orang nomor satu Lippo Group tersebut.

Penjagaan tampak cukup ketat oleh empat orang petugas sudah terlihat dari pintu gerbang komplek perumahan. Mereka akan bertanya kepada seluruh orang yang hendak masuk ke dalam kompleks tersebut.

Pertanyaan meliputi tujuan dan kepentingan memasuki kompleks hingga ada atau tidaknya mendapat izin atau tidak dari orang yang hendak dikunjungi. "Boleh saya tahu mau kemana dan kepentingannya apa? Sudah dapat izin?" ucap salah satu petugas kepada seorang pengendara motor yang hendak melintas portal pos penjagaan komplek perumahan.

Mereka yang bukan merupakan penghuni atau tidak memiliki izin dari penghuni, akhirnya memutar balik.

Petugas keamanan yang mengenakan pakaian safari serba warna hitam itu membenarkan rumah James Riady berada di kompleks yang terpampang plat nama "Taman Golf" itu. "Benar di Taman Golf nomor 20," ujarnya.

Namun, mereka enggan menjawab saat ditanya mengenai penggeladahan yang dilakukan oleh KPK.

Pintu masuk kompleks dan dua rumah yang terlihat dari luar tampak megah dengan desain khas rumah elit. Sementara, bagian dalam komplek yang terlihat dari luar gerbang hanya tampak satu lapangan besar. Hal itu membatasi penglihatan warga yang melihat dari luar gerbang komplek perumahan.

James Riady sendiri merupakan CEO salah satu bos dan putra dari petinggi PT Lippo Group, Mochtar Riady. Proyek Meikarta memiliki hubungan dengan PT Lippo Karawaci Tbk, salah satu jaringan bisnis James Riady.

Penggarap proyek Meikarta, PT Mahkota Sentosa Utama merupakan anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk. Sementara PT Lippo Cikarang Tbk adalah anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk.

Sejak Rabu hingga Kamis kemarin, tim penyidik KPK telah melakukan penggeledahan di 12 lokasi, termasuk di rumah James Riady. Penggeledahan dilakukan untuk mencari bukti tambahan dan menggali lebih dalam informasi terkait kasus dugaan suap perizinan proyek pembangunan Meikarta yang melibatkan pihak Lippo Group dan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dkk.

"Saya belum bisa menyampaikan secara lebih rinci ya dari 12 lokasi (yang digeledah) tersebut, tapi secara umum, secara keseluruhan, yang kami temukan dan kemudian disita ya dokumen-dokumen terkait dengan proyek perizinan Meikarta, antara Lippo dengan Pemkab (Bekasi). Itu kami temukan dan kami sita dokumennya. Ada kontrak-kontrak juga yang ditemukan," ucap Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2018).

Kedua belas lokasi yang digeledah dalam dua hari itu adalah Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi, kantor Bupati Bekasi Nenang Hassanah Yasin, rumah pribadi Bupati Bekasi Nenang Hassanah Yasin, kantor Lippo di Matahari Tower, Tangerang, dan rumah Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro.

Selain itu, turut digeledah apartemen Trivium Terrace, rumah CEO Lippo Group James Riady, kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bekasi, kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi, antor Lippo Cikarang, serta Hotel Antero di Cikarang.

Dari penggeeldah di rumah Bupati Neneng Hassanah Yasin, penyidik KPK menyita uang lebih dari Rp 100 juta dalam pecahan rupiah dan yuan.

"Kemudian ada barang bukti elektronik juga yang kami temukan, seperti komputer atau barang bukti elektronik yang lain. Ada catatan keuangan juga yang ditemukan dan uang di penggeledahan pada hari pertama itu," jelas Febri.

Pada Senin (15/10), tim KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap sepuluh orang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak sembilan orang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Direktur PT Operasional Lippo Grup Billy Sindoro dan Bupati Bekasi, Neneng Hassanah Yasin.

Dari lokasi OTT KPK mengamankan barang bukti berupa Uang SGD 90 ribu dan uang dalam pecahan Rp100 ribu total Rp 513 juta. KPK juga sudah mengamankan tiga unit mobil, yakni Toyota Avanza, Toyota Innova, dan BMW.

Mereka disangkakan melakukan suap terkait perizinan IMB megaproyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jabar.

Pemberian terkait dengan izin-izin yang sedang diurus oleh pemilik proyek Meikarta seluas total 774 hektar diduga dibagi ke dalam tiga fase, yakni fase pertama 84,6 ha; fase kedua 252,6 ha; dan fase ketiga 101,5 ha.

Berdasarkan dugaan KPK, pemberian dalam perkara ini sebagai bagian dari komitmen fee proyek pertama dan bukan pemberian pertama dari total komitmen Rp 13 miliar melalui Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Pemadam Kebakaran, dan DPM-PTT. [tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita