Sikapi Pernyataan Pemuda yang Minta Maaf kepada Maruf tentang Isnus, Ini Kata Buya Gusrizal

Sikapi Pernyataan Pemuda yang Minta Maaf kepada Maruf tentang Isnus, Ini Kata Buya Gusrizal

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Santer beredar di dunia maya dan media, seorang pemuda Minang meminta maaf kepada Cawapres Maruf Amin dan ia juga mengaku mengingatkan sikap MUI Sumbar terhadap penolakan Islam Nusantara (Isnus), Ketum MUI Sumbar merasa aneh dengan pernyataan yang mengatasnamakan pemuda Minang itu.

Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar mengatakan, Iya, sebegitulah kadar keislaman dan keminangannya, Semua orang akan tahu siapa orang yang mengaku tokoh tersebut. "Pengusung Isnus akan terus berkilah dengan banyak orang salah paham, ini sekedar istilah, maksudnya tetap ahlussunnah wal jamaah, Isnus adalah Islam yang mengakomodir tradisi lokal dan juga merupakan model Islam yang damai, tidak radikal dan lainnya," imbuhnya.

"Bagi orang yang mempunyai akal sehat dan ghairah keislaman, akan mudah memahami bahwa semua alasan itu juga casing pembalut maksud yang sebenarnya," ujarnya.

Menurutnya, hakikatnya, Isnus adalah konsep untuk memperhadapkan antara umat Islam di nusantara dengan di daerah lain. Ia adalah fikiran yang mencoba merusak ukhuwwah Islamiyyah antara umat Islam.

Menurutnya, Isnus juga merupakan konsep yang bisa diumpamakan kotak kosong tempat berbagai macam sampah seperti liberalisme, sekularisme, pluralisme, syiah, kebathinan dan lain-lain.

Lanjutnya, Isnus tak pernah mengatakan mereka yang mencampuradukkan tradisi agama mereka dengan agama lain sebagai gagal paham. Tak pernah pula mengatakan gagal paham kepada mereka yang mengatakan Islam Arab abal-abal dan Isnus yang asli. Juga tak pernah mengatakan gagal paham kepada mereka yang takut melihat kalimat tauhid di bendera, mereka yang mencampurkan antara shalawat dengan dangdutan, mereka yang mengatakan jenggot tanda ketololan dan lainnya.

"Jadi menurut pengusung Isnus, yang menerima Isnus adalah sangat paham dan yang menolak Isnus adalah gagal paham," tuturnya.

Ketua MUI Sumbar juga bertanya kapan pemuda yang juga pembawa bendera Minang ini datang ke MUI Sumbar? Atau adakah sepucuk surat yang dia kirim ke MUI Sumbar?.

Belum lagi dia bertemu dengan MUI Sumbar, katanya dia sudah memperingatkan MUI Sumbar.

"Saya khawatir, dia juga belum membaca keputusan MUI Sumbar dalam Rakorda di Padang atau dalam Mudzakarah di Padang Panjang. Hebat sekali orang ini," tukuknya.

"Mungkin dia pakar sekalian kitab yang tak terbaca oleh MUI Sumbar atau dia sudah melahap seluruh kitab tarikh dan kitab yang membahas al-firaq al-Islamiyyah atau kitab-kitab madkhal untuk mengkaji syariat Islamiyyah," imbuhnya.

Lanjutnya, Sekali bertemu dengan kyai Maruf, langsung minta maaf. Belum pernah bertemu MUI Sumbar, langsung memberi peringatan?. Kalau ada pula yang mempercayai logika seperti ini, semoga kesehatan orang itu tidak terganggu.

"Dari cara-cara seperti ini, Kyai Maruf Amin, sudah sangat jauh dari adab keulamaan dan mencoba melakukan tindak memecah belah kesatuan umat Islam di Ranah Minang. Beliau juga telah mencoba memaksakan konsep kelompoknya untuk diterapkan orang banyak," tutupnya.

Sebelumnya seorang pemuda dikutip dari berita radaraktual.com, Ketua Umum IPPMI (Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia) M. Rafik Perkasa Alamsyah menyatakan "Kami Selaku Pemuda Minang/Parik Paga Nagari, Mewakili etnis Minang, mohon maaf atas pernyataan-pernyataan yang mengatasnamakan etnis Minang yang menyerang Abah (KH.Ma ruf Amin) tentang isu Islam Nusantara," ungkap Rafik.

"Kami pemuda Minang sepakat dengan adanya Islam Nusantara, karena Islam masuk ke Nusantara dengan damai, sesuai Kearifan lokal masing-masing. Saya pernah mengingatkan kepada MUI Sumbar bahwasanya kita Islam di Minang juga bernuansa Nusantara, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah," lanjut Rafik.[mkc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita