#RSBerbohongUntukSiapa? #2019GunakanAkalSehat

#RSBerbohongUntukSiapa? #2019GunakanAkalSehat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

OLEH: TEUKU GANDAWAN

GELORA.CO - RATNA Sarumpaet terus menyakinkan sekian banyak orang bahwa dia dipukuli hingga bengap. Dia baru berhenti melakukannya setelah Prabowo Subianto terjebak membuat pernyataan kepada publik, padahal RS tak pernah melakukan pernyataan itu dengan alasan dia mengalami trauma dan ketakutan.

Anehnya sepanjang 21 September 2018 hingga 2 Oktober 2018 yang dinyatakannya sebagai masa-masa trauma, akun twitternya RS tetap bersuara seperti biasa tanpa perubahan sedikitpun. Artinya RS tidak sedang trauma dan ketakutan, artinya RS memang sedang menjebak pihak-pihak yang dia bohongi agar merekalah yang bersuara ke publik.

Tentu saja akhirnya menjadi tegas bahwa merekalah yang menyebar hoax dari RS, bukan RS. Mereka menjadi korban dari hoax RS. Mereka menyebar bohongnya RS, tanpa sadar sama sekali bahwa itu adalah kebohongan. Dan setelah itu tercipta, barulah RS menyatakan semua itu bohong lewat pernyataannya kepada publik.

Nampaknya ini memang kegiatan bohong terstruktur yang direncanakan untuk menjebak pihak-pihak yang kini dituduh sebagai penyebar bohong oleh para manusia hore kubu sebelah Prabowo. Dengan gegap gempita mereka lewat berbagai media, hingga hari ini, masih terus berupaya menggoreng hoax yang sudah gosong hitam karena terlalu telanjang sebagai skenario. Entah skenario siapa... Tidak penting juga mencari tahu pelakunya saat ini...

Kabar baiknya adalah publik mencernanya dengan akal sehat. Publik paham Prabowo tertipu, bukan menipu. Prabowo yang tadinya ingin berjumpa Kapolri karena bohongnya RS, segera mengurungkan niatnya. Bahkan turut melaporkan perilaku RS yang membohonginya. Artinya apa? Artinya Prabowo tidak punya kepentingan atas bohongnya RS. Biar Polri saja yang mengurus bohong itu.

Lalu apa yang terjadi? Apakah publik antipati? Ternyata tidak! Publik semakin simpati pada Prabowo. Bukan karena publik terjebak playing victim yang dituduhkan pihak pendukung sebelah, melainkan karena publik menangkap pesan kuat tentang Prabowo. Bahwa Prabowo hari ini adalah Prabowo yang anti kekerasan, Prabowo yang anti kebohongan, Prabowo yang perduli penegakkan hukum, Prabowo yang tidak suka kegaduhan, Prabowo yang ingin masa kampanye berjalan jujur dan damai.

Lalu, untuk siapa RS berbohong? Apakah ini upaya kriminalisasi terstruktur kepada Prabowo? Jawabnya: "Apa masih perlu untuk dijawab?". [***]

Penulis adalah Direktur Eksekutif Strategi Indonesia [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita