Mega Bela Jokowi: Perbedaan Politik Tak Perlu Diikuti Caci Maki, KBBI: Sontoloyo Dipakai untuk Kata Makian

Mega Bela Jokowi: Perbedaan Politik Tak Perlu Diikuti Caci Maki, KBBI: Sontoloyo Dipakai untuk Kata Makian

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kata “Sontoloyo”: konyol, tidak beres, bodoh (dipakai sebagai kata makian). Politisi Sontoloyo berdasarkan KBBI, sama seperti memaki “Politisi Bodoh”.

Ungkapan “Politisi Sontoloyo” Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik sejumlah pihak. Pasalnya, Presiden telah mengungkap kekesalan dengan makian “sontoloyo”.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membela Presiden Jokowi tentang pernyataan politikus sontoloyo. Menurutnya, perbedaan politik tidak perlu diikuti caci maki yang membuat pihak lain berang. 

Megawati menyatakan, tujuan politik adalah demi kemaslahatan rakyat. “Kalau ada perbedaan, kita tidak perlu harus ikut mencaci maki dan sebagainya,” katanya kepada wartawan di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (29/10) usai menghadiri penganugerahan gelar doktor kehormatan (DrHC) untuk Dato’ Seri Anwar Ibrahim.

Presiden Kelima RI itu menuturkan, dalam sebuah negara terdapat tata kelola pemerintah yang telah ditetapkan. Karena itu ketika ada kritik terhadap kebijakan pemerintah, katanya, hendaknya disampaikan dalam forum resmi seperti melalui DPR. 

Baca Juga:   Teka-Teki Jawaban Ratna Soal Keterlibatan Pihak Lain, "Saya Belum Siap"
Namun, kata Megawati, sejauh ini justru kritik sering dilontarkan di luar mekanisme. Akibatnya, perbedaan pendapat terkesan menjadi ajang pertempuran yang tidak sehat.

“Padahal kita ini satu bangsa satu negara. Dan siapakah yang akan terkena dampaknya di kemudian hari? Itu sebenarnya rakyat. Apakah kita selalu akan mempermainkan mereka (rakyat, red)?” tegasnya.

Oleh karena itu Megawati meminta para politikus lebih bijak dalam menyikapi perbedaan. “Mari perbedaan itu kita kelola dengan lebih aktif, tetapi sifatnya positif,” pungkas Megawati. 

Sebelumnya Presiden Jokowi mengeluhkan para politikus yang melakukan adu domba dan mengumbar kebencian bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Menurutnya, para politikus harusnya bersaing dalam adu program, gagasan, ide, prestasi dan rekam jejak.

“Kalau masih memakai cara lama, politik kebencian, SARA, adu domba itu namanya politik sontoloyo,” katanya. [swr]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA