Korban Gempa Dikabarkan Meninggal Kelaparan, Ini Tanggapan Pemerintah

Korban Gempa Dikabarkan Meninggal Kelaparan, Ini Tanggapan Pemerintah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Warga korban bencana gempa dan tsunami, dikabarkan meninggal karena kelaparan di desa Malei, kecamatan Balaisang Tanjung, kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Namun, kabar kejadian tersebut belum begitu diketahui pihak pemerintah.

Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng, Adiman mengaku, pihaknya belum mengetahui pasti terkait meninggalnya warga berusia lanjut itu di sana.

“Masalah itukan, saya juga mendengar itu. Tapi kebenarannya belum bisa saya pastikan. Tapi kalau Balaisang Tanjung itu, dalam rapat memang kemarin, masih terisolir itu. Belum bisa, karena banyaknya, belum ada akses bisa masuk ke Balaisang Tanjung itu,” jelas Adiman dilansir Jawapos.com, Minggu (7/10/2018).

Persoalan akses ke lokasi terdampak parah ke lokasi Balaisang Tanjung, menjadi alasan mendasar pemerintah tak begitu mengetahui jelas kondisi masyarakat korban gempa yang mengungsi di kawasan pegunungan sekitar.

Alasan itu, justru bertolak belakang dengan keterangan sejumlah warga yang menyebut jika akses melalui darat ke kawasan terilosir di Balaisang Tanjung, bisa dilalui. Hanya saja, diperlukan banyak bahan agar kendaraan mampu menjangkau lokasi.

Adiman mengungkapkan, dalam rapat internal yang melibatkan seluruh pimpinan daerah kabupaten di Sulteng, khususnya Bupati Donggala, Gubernur Longki Djanggola, menginstruksikan agar lokasi terisolir di sana terlebih dulu ditinjau. Hal itu untuk memastikan kondisi akses dan warga korban yang sementara masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.

“Mereka akan pakai heli untuk melihat kondisi itu. Dari Kemeterian Pekerjaan Umum (PU) juga sudah diminta untuk membukan isolasinya itu. Karena itukan daerah terisolir,” ungkapnya.

Belum ada kejelasan lebih lanjut, terkait rencana apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menangani korban di tujuh desa tedampak parah bencana yang terisolir di sana. Adiman hanya menjanjikan untuk membuat rilis menyoal penanganan kondisi Balaisang Tanjung.

Bencana yang menimpa warga setelah gempa berkekutan 7,4 SR disusul tsunami yang menghantam kabupaten Donggala, Sigi dan kota Palu, seperti tidak ada habisnya.Seorang warga, korban dampak bencana di desa Malei, kecamatan Balaisang Tanjung, meninggal dunia akibat kelaparan.

Kehebohan terkait meninggalnya seorang warga akibat kelaparan itu, rupanya tersebar hingga ke kecamatan dampak bencana lain di Donggala. Rizaldi, 41, seorang warga di desa Wani II, kecamatan Tawaeli, Donggala, mengaku mendengarkan kabar terkait meninggalnya warga berusia lanjut itu di kawasan terilosir, pesisir Malei.

“Memang kita dengar itu parah juga. Kan ini daerah situka pesisir semua. Kawasan pesisir itu pasti parah. Ada sepupu saya yang dari pantai barat (Balaisang Tanjung) itu di kawasan pesisir juga di sana dan itu tenda-tenda semua berjejer di sana itu dampak parahnya,” kata lelaki yang berprofesi sebagai pengacara di Kuningan, Jaksel ini saat ditemui di desa Wani II, Minggu (7/10/2018) sore.

Keterlambatan datangnya bantuan logistik, karena tersentralisir di satu titik lokasi bencana disebut-sebut menjadi faktor utama satu nyawa melayang akibat kelaparan di Donggala.

“Lokasi itu desa jauh. Jauh sekali. Akses sebenarnya bisa cumankan harus ada bahan bakar lagi. Apa lagi ketika kejadian, kan ini fokus Palu dan sekitarnya. Ini kemarin kita liat sudah ada pasokan truk yang mengarah ke sana,” ucapnya. [psid]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA