Kata Fadli, Ada Kepala Daerah yang Diintervensi Agar Dukung Jokowi

Kata Fadli, Ada Kepala Daerah yang Diintervensi Agar Dukung Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapat banyak dukungan dari kepala daerah. Namun adanya dukungan ini dibumbui kabar tak sedap. Di mana muncul dugaan ada intervensi politik terhadap kepala daerah tersebut untuk mendukung petahana.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Fadli Zon pun mengakui memperoleh laporan dari beberapa kepala daerah bahwa mereka mendapat tekanan agar mendukung petahana. Namun Fadli enggan membuka siapa saja sosok kepala daerah tersebut.

"Ada lah (kepala daerah yang lapor diintervensi). Secara informal minta untuk dimaklumi karena posisinya seperti itu. Kemudian dikorek-korek kesalahannya dan dijadikan alat menyandera kepala daerah tersebut," ujar Fadli di komplek DPR RI Senayan, Jakarta Selatan, Senin (22/10).

Meski demikian Fadli mengaku tidak risau jika ada kepala daerah mendukung Jokowi. Akan tetapi, dia mengakui, masyarakat semakin cerdas dalam memilih dan mencerna informasi yang ada.

"Kalau kepala daerah ya cuma satu orang, jadi kita nggak khawatir. Walaupun kepala daerah digalang sedemikian rupa tidak akan efektif," sambungnya.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding meminta agar Fadli mengumumkan ke publik pihak yang diintervensi, yang dia maksud. Sehingga isu ini tidak menjadi sensasi publik belaka.

"Kepala daerah kalau diduga ditekan ya dibuka aja. Jangan ragu-ragu. Pak Fadli jangan selalu membuat isu yang sekadar mendapat gegeran aja atau mencari perhatian publik," timpal Karding.

Lebih jauh Karding menilai di era seperti sekarang keterbukaan publik sangat penting. Hal itu demi mengungkap fakta, bukan opini belaka.

"Sekarang kita di dunia terbuka boleh dong dibuka, siapa aja kepala daerah yang ditekan untuk memilih Jokowi. Kami terbuka untuk dibuka," pungkasnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita