Gerindra: PSI Gagal Paham Soal Kekayaan Indonesia Bocor Ke Luar Negeri

Gerindra: PSI Gagal Paham Soal Kekayaan Indonesia Bocor Ke Luar Negeri

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Para politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai gagal paham mengartikan pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Kamis (11/10) lalu.

Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono, Jurubicara PSI Rizal Calvary Marimbo tidak paham tentang praktik ekonomi kebodohan alias the economics of stupidity yang dimaksud oleh Prabowo.

“Orang PSI enggak ngerti apa-apa tentang kekeyaan Indonesia yang mengalir ke luar negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (16/10).

Dia kemudian mencontohkan pelemahan nilai tukar rupiah hingga menembus angka Rp 16 ribu per dolar AS, yang mengakibatkan Bank Indonesia membuat aturan akan memberi insentif kepada perusahaan-perusahaan asing dan nasional yang produknya berorientasi ekspor. 

Tujuannya, agar hasil pendapatan dari ekspor mereka dalam bentuk dolar AS tidak ditransaksikan dan disimpan di bank-bank luar negeri. Tetapi ditaruh di Indonesia untuk dikurskan dalam bentuk rupiah.

“Nah hasil ekspor tersebut kan masuk dalam produk domestik bruto (PDB) Indonesia, seharusnya pendapatan itu stay di Indonesia, jika pembuat kebijakan moneter di Indonesia atau pemerintah punya kecerdasan dalam mengelola ekonomi Indonesia,” urainya. 

Dia kemudian menyindir Jokowi yang selama ini tidak berani mengeluarkan kebijakan kontrol modal yang keluar masuk di Indonesia, sehingga kekayaan Indonesia dalam bentuk pendapatan ekspor tidak mengalir keluar negeri. 

“Nah ini namanya sistem ekonomi yang bodoh dan penakut. Karena takut akan larangan IMF Dan World Bank. Sebab, jika melakukan kontrol modal keluar masuk dianggap oleh IMF dan World bank sebagai hambatan liberalisasi modal yang keluar masuk ke negara-negara lain,” sambung Arief.

Menurunya, jika Indonesia bisa mengeluarkan kebijakan kontrol modal seperti Tiongkok, maka dapat dipastikan kekayaan Indonesia akan tinggal di negara ini.

“Jadi enggak perlu ngutang ke luar negeri,” tukasnya.

Sementara menjawab mengenai bisnis yang dijalankan keluarga adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo dan Sandiaga Uno, Arief mengatakan bahwa bisnis keduanya merupakan dari bisnis dengan mitra internasional. 

“Tapi coba check ada enggak dana perusahaan Sandiaga atau Hasyim stay di luar negeri. Jawabnya tidak,” tutup Arief. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita