Gara-gara Sindir Gaya Bangau, Anggota Tim Jokowi Ini Diincar Sandi

Gara-gara Sindir Gaya Bangau, Anggota Tim Jokowi Ini Diincar Sandi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Bahlil Lahadalia menjadi incaran Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga S Uno. Sandi, sapaan akrab Sandiaga, mengincar Bahlil sebagai calon menteri jika dirinya dan Prabowo menang Pilpres 2019.

Sandi mengatakan, ia sudah mengenal lama Bahlil di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)‎. Bahkan, Sandilah orang yang melantik Bahlil sebagai Ketua HIPMI di Papua dulu.

Namun, usai masuk dunia politik, rupanya arah keduanya tak sejalan. Bahlil memilih bergabung dengan Jokowi-Ma'ruf. Sementara, Sandi memilih menerima pinangan Prabowo.

Tak jarang Bahlil mengritik Sandi, apapun gerak-gerik dan visi-misi mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu. Menanggapi kritik Bahlil, Sandi mengaku tak ingin pusing dan merespons dengan tindakan sama.

"Apalagi yang sampaikan kritik Bahlil, yang (mana dia) junior saya. Saya dulu lantik beliau waktu mau jadi ketua HIPMI di Papua. Dia sekarang maju bisnisnya," ujar Sandi di kawasan Jagakarsa, Jakarta, Sabtu (13/10).

‎Namun demikian, Sandiaga Uno mengakui sudah mengincar Bahlil untuk bisa menjadi salah satu menterinya, apabila dirinya dan Prabowo bisa mengalahkan petahana.

"Sebetulnya kalau yang menang Pak Prabowo atau Pak Jokowi, dia bakal jadi menteri juga. Tapi jangan saling menyerang gitu lho," tegasnya.

Informasi saja, Bahlil kerap mengkritik Sandi, misalnya gaya bangau yang sering dipraktikkan di depan publik. Bahlil menyebut gaya Sandi sangat lebay alias berlebihan.

Bahkan, Bahlil mengatakan, Sandi justru menunjukkan masa kecil kurang bahagia dengan berpose ala bangau.

Selain itu Bahlil juga menyebut Prabowo tidak menghormati pendiri bangsa. Sebab, sebelumnya Prabowo mengritik bahwa ekonomi Indonesia saat ini adalah ekonomi kebodohan.

"Kalau kita dianggap bahwa ini merupakan kebodohan, mohon maaf kata berarti juga melecehkan para pendiri dan para pejabat sebelumnya. Karena tidak mungkin ekonomi kita dibangun dengan dasar 4 tahun. Nnggak mungkin itu. Kan (yang namanya) pemerintah berkelanjutan," ujar Bahlil. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita