Fadli Zon Usul Pertemuan IMF-World Bank Dibatalkan, Zara Zettira: Negara Lain akan Memahami

Fadli Zon Usul Pertemuan IMF-World Bank Dibatalkan, Zara Zettira: Negara Lain akan Memahami

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politisi Partai Demokrat Zara Zettira menyetujui pernyataan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menolak diadakannya pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Zara Zettira melalui laman Twitter @zarazettirazr pada Minggu (30/9/2018).

Zara Zettira melalui kicauannya menyebutkan, dirinya setuju jika pertemuan IMF-World Bank dibatalkan.

Ia meyakini bahwa negara lain akan paham jika Indonesia membatalkan pertemuan tersebut.

Karena jelasnya, saat ini yang lebih mendesak untuk pemerintah Indonesia adalah gempa yang menimpa Lombok dan Palu.

"Saya pribadi setuju. Bencana-bencana datang tak terduga.

Jika IMF dibatalkan saya rasa negara-negara lain pun akan MEMAHAMI urgency pemerintah Indonesia pada #Lombok dan #Palu @fadlizon," tulis Zara Zettira.



Diketahui, kicauan Zara Zettira ini merupakan tanggapannya atas video yang diunggah akun @KabarFZ pada Sabtu (29/9/2018).

Video tersebut berisi pernyataan Fadli Zon yang menolak pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali.

Ia menjelaskan, bahwa pertemuan IMF-World Bank ini hanyalah pertemuan rutin yang biasa diadakan satu tahun sekali.

Dan untuk tahun 2018, pertemuan IMF-World Bank dijadwalkan akan diadakan di Indonesia.

Ia juga menjelaskan terkait diskusi yang sempat dihadiri Fadli Zonsebelumnya.

"Diskusi tentang satu model pembangunan untuk kepentingan rakyat, dan model pembangunan yang biasanya selalu diinisiasi oleh IMF-World Bank, yang cenderung kalau IMF-World Bank itu modelnya adalah model kapitalisme, model yang saya kira selalu merugikan kepentingan rakyat dan menguntungkan kepentingan kapital," jelasnya.

Fadli Zon lantas berpendapat bahwa pemerintah Indonesia itu tunduk kepada kepentingan IMF dan World Bank.

"Pendekatan yang selalu dilakukan oleh pemerintah kita, kelihatannya takluk, tunduk, kepada kepentingan IMF dan World Bank. Ini yang agak aneh. Termasuk seolah-oleh kita ini mendapatkan keuntungan yang besar dari perhelatan tahunan IMF-World Bank di Bali," kata Fadli Zon.

Untuk melaksanakan IMF-World Bank di Bali nanti, jelas Fadli Zon, Indonesia mengeluarkan anggaran sebanyak kurang lebih Rp 1 Triliun.

"Ada yang dari APBN Rp 850 Miliar, ada yang dari Bank Indonesia, ada dari beberapa instasi lain. Jumlahnya mungkin melebihi Rp 1 Triliun malah," ujarnya.

Menurutnya, anggaran yang sangat besar yang disediakan pemerintah untuk perhelatan tersebut merupakan hal yang mubazir dan tidak penting.

"Dengan jumlah angka sekian yang dikeluarkan di Bali, kemudian ini kalau anggarannya bisa di switch ke kepentingan lain seperti korban gempa, itu jauh lebih bermanfaat," ujarnya kemudian.



Pertemuan IMF-WB

Dikutip laman resmi Bank Indonesia (BI), International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan, yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.

Tak hanya itu, sektor privat, para akademisi, Non Goverment Association (NGO), serta media juga akan hadir pada pertemuan ini.

Total peserta AM 2018 ini mencapai 15 ribu orang.

Dalam pertemuan tersebut, turut diselenggarakan pula beberapa event lain, misalnya seminar, investment forum, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan cultural events.

Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia.

Khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata, serta kepemimpinan Indonesia di kawasan.

Gempa di Sulawesi Tengah

Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.

Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.

BMKG sempat merilis potensi tsunami namun kemudian mencabut peringatan dini tersebut beberapa menit kemudian.

Gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter.

Sementara ketinggian gelombang di Pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.

Tsunami diperkirakan sampai ke daratan pada pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA.

Lewat unggahan Facebook Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (30/9/2018), mengabarkan bahwa ada 821 orang meninggal yang berasal dari Kota Palu dan 11 orang korban berasal dari Donggala.

Penyebab korban meninggal dunia terutama karena tertimbun reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa dan tsunami.

Kini semua korban meninggal telah dimakamkan secara layak usai dilakukan identifikasi.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita