Diinisiasi Anis Matta, Begini Profil Ormas Garbi

Diinisiasi Anis Matta, Begini Profil Ormas Garbi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi tengah gencar melakukan deklarasi di sejumlah daerah. Yang terbaru, Garbi berencana melakukan deklarasi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan menghadirkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sebagai pembicara orasi kebangsaan, pada Kamis, 18 Oktober 2018.

Kehadiran Garbi tak lepas dari sosok mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta. Bahkan, orang dekatnya sesama politikus PKS, Mahfuz Siddiq, mengakui bahwa Garbi berkaitan dengan ide arah baru Indonesia yang digagas oleh Anis Matta.

"Garbi itu adalah kumpulan orang yang mengorganisir diri dan aktivitasnya yang setuju, sependapat dengan ide tentang arah baru Indonesia, dan berupaya memperjuangkan ide-ide melalui satu wadah yang namanya Garbi," kata Mahfudz saat ditemui Tempo di rumahnya, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Oktober 2018.

Ide tentang arah baru Indonesia (ABI) sudah didiskusikan sejak pemilu 2014 ketika Anis Matta masih menjabat sebagai Presiden PKS. Sejumlah pejabat teras PKS yang saat itu terlibat dalam pembentukan gagasan ABI, di antaranya Anis Matta, Mahfuz, Fahri Hamzah, Jazuli Juwaini, Sukamta, almarhum Taufik Ridlo, dan Mahfudz Abdurrahman.

Mahfuz menuturkan, ide ABI semula akan menjadi agenda yang diusung PKS sebagai partai politik. Gagasan tersebut bahkan sudah mulai disosialisasikan ke pimpinan PKS di wilayah setelah pemilu 2014. Bahkan, ketika pergantian kepengurusan di Majelis Syuro dan DPP PKS PADA 2015, Anis Matta tetap melanjutkan sosialisasi ide ABI.

"Kita diskusikan terus sampai kemudian ada konstruksinya, kita sama-sama sepakati kasih nama arah baru Indonesia," katanya.

Dalam perjalanannya, arah baru Indonesia dimusuhi para pimpinan PKS era Sohibul Iman. Gagasan tersebut dituding sebagai gerakan mengkudeta PKS. Bahkan, kata Mahfudz, banyak pengurus di daerah yang dicopot karena mengikuti diskusi ABI.

Momentum tersebut lah menjadi cikal bakal pembentukan ormas Garbi. "Ya sudah kalau memang ini dimusuhi kita cari wadah alternatif untuk perjuangkan ini. Wadahnya bukan parpol tapi ormas Garbi," kata dia.

Karena itu, Mahfuz pun menegaskan bahwa Garbi murni gerakan intelektual yang digagas oleh orang-orang muda dan bukan sempalan partai politik manapun.

Garbi juga baru memiliki kedudukan sebagai badan hukum di Makassar, Sulawesi Selatan, pada September 2018. Ormas tersebut, dalam kedudukannya sebagai badan hukum, didirikan oleh Muhammad Yusuf Halid, Muhammad Taslim, Irwan, Mudzakkir Ali Djamil, Budi Prasetya Dwi Putra, dan Ahmad Baskam Muhammad. Adapun sosok Anis Matta, kata Mahfuz, tidak terlibat dalam kepengurusan organisasi.

Menurut Mahfuz, Garbi merupakan ormas yang bersifat nasional. Sehingga, ormas tersebut bisa mendirikan cabang-cabangnya di daerah lain. "Makanya kan di beberapa provinsi juga sudah ada yang mendeklarasikan Garbi ya. Terakhir di Palembang kemarin. Sebelumnya di Bali, Banten," ujarnya.

Mahfuz menuturkan, Garbi akan menjadi wadah dalam menjual gagasan Indonesia ke depan, yaitu menjadi kekuatan kelima dunia. Sedikitnya ada empat pilar atau modal utama Garbi, yaitu Islam, nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan.

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal enggan mengomentari soal keberadaan Garbi. Adapun soal perpecahan di tubuh partai itu, Mustafa hanya menjawab singkat, "kami solid." [tempo]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA